Bai Qingqing diam-diam melihat ke arah tirai air untuk beberapa saat, tetapi tidak melihat Curtin kembali, kemudian ia pun berjalan ke samping.
Bukankah ini waktu yang tepat baginya untuk melarikan diri?
Bai Qingqing mencoba merasakan derasnya kekuatan air terjun dengan tangannya, seketika ia merasa seperti dipukuli oleh air terjun.
Kemudian ia pun melangkah mundur, menggertakkan giginya, menarik napas dalam-dalam dan langsung melompat keluar.
"Byurrr----"
Air danau memercikkan besar air, dan setelah beberapa saat sebuah kepala tiba-tiba muncul dari dalam air.
Bai Qingqing memuntahkan seteguk air dan bernapas sambil terengah-engah.
Saat memutuskan untuk melompat ke dalam air, Bai Qingqing tidak memikirkan kedalaman air itu. Saat melompat ia baru menyadari bahwa gua itu terletak agak tinggi dari permukaan air. Sehingga Bai Qingqing jatuh dari ketinggian dan tenggelam hingga ke dasar air. Arus air terjunnya juga sangat deras, sehingga sulit untuk langsung bisa muncul ke permukaan air setelah melompat. Untungnya, kemampuan berenang Bai Qingqing cukup baik. Jika tidak, ia pasti sudah tenggelam.
Bai Qingqing tetap bersikap waspada, dengan napas yang masih terengah-engah ia berusaha mencapai tepian dan langsung melarikan diri begitu ia berhasil mencapai daratan.
Ia tidak peduli dengan binatang buas dan serangga yang ada di hutan, apa lagi yang lebih buruk daripada jatuh ke tangan binatang buas? Ia merasa beruntung bisa melarikan diri, dan jika ia mati sekalipun ia tidak akan menyesal karena sudah berhasil kabur.
Bai Qingqing meninggalkan suku saat pagi hari, ketika matahari masih ada di timur, dan kini matahari sudah berada di atas, dan rasanya seperti berada tepat di atas punggungnya. Saat senja matahari berada di barat, dan ia tetap terus berjalan meskipun harus menghadap matahari.
Begitu selesai menentukan arah, Bai Qingqing langsung melarikan diri dengan panik.
Ketika Curtin kembali ke danau dengan membawa seekor kijang dewasa, ia melihat bahwa Bai Qingqing tidak ada di dalam lubang.
Ekor ular Curtin meremas kijang itu dengan keras, hingga kijang tersebut memuntahkan darah, karena ia meremas kijang itu terlalu keras, sehingga badan kijang itu pun pecah hingga organ dalam dan darahnya berceceran di lantai yang ada di dalam lubang ular.
'Sseesssss~~' Curtin mendesis sembari menjulurkan lidahnya dan mulai melacak keberadaan wanitanya.
Tubuhnya yang besar itu menghancurkan rerumputan hijau di mana bau wanita itu tetap tertinggal, dan Curtin mengejarnya dengan buru-buru.
Bai Qingqing terus berlari tanpa menggunakan alas kaki di atas tanah yang dipenuhi ranting-ranting mati dan dedaunan yang membusuk, Sebuah benda tajam di tanah menusuk telapak kakinya, meninggalkan jejak kaki yang berdarah di setiap langkahnya.
Dalam hati ia merasa sangat kesal. Supaya tidak dianggap sebagai orang asing, ia bahkan rela tidak memakai sepatunya. Namun kini ia menyesal karena tidak memakainya, jika saja ia tetap memakai sepatunya setidaknya cukup membantunya ketika melarikan diri seperti ini.
Ada suara gemerisik samar di belakangnya, dan Bai Qingqing segera menoleh, ia melihat kepala ular di rerumputan yang bergetar.
Ia sangat terkejut dan matanya terbuka lebar, seolah waktu menjadi lebih lambat. Ia bisa melihat dengan jelas ular yang memiliki garis hitam dan merah di tubuhnya itu semakin mendekat, tetapi tubuhnya terlalu kaku untuk bergerak.
Karena masih kaget dan tercengang, tubuh Bai Qingqing dengan cepat tersapu oleh ekor ular itu.
Curtin mengubah tubuh bagian atasnya menjadi bentuk manusia, dan menggulung Bai Qingqing di depannya, bibirnya begitu merah seolah-olah dilapisi dengan pemerah pipi dan berbicara dengan nada yang dingin, "Kamu tidak bisa melarikan diri."
Wajah Bai Qingqing seketika menjadi pucat, seolah ia kehilangan banyak darah. Matanya yang besar dan jernih menatap Curtin dengan penuh rasa keputusasaan.
Mungkin, ia baru bisa melepaskan diri dari ular ini jika ular ini sudah mati.
Bau darah karena luka di kaki Bai Qingqing mulai menyebar di udara. Kemudian Curtin dengan panik mengangkat Bai Qingqing.
"Apa kamu terluka?" Suara Curtin terdengar sangat gugup, seolah ia bukanlah makhluk yang berdarah dingin.
Bai Qingqing terkejut dengan perubahan sikap Curtin yang tiba-tiba. Bahkan Bai Qingqing sampai diangkat untuk memeriksa lukanya lalu dengan cepat ia membalut lukanya itu dengan rok kulit binatang yang ia kenakan.
'Seesss~~' Curtin memegang kaki Bai Qingqing, lalu mengusap darah yang ada di kaki Bai Qingqing dengan sebuah kain. Hatinya terasa sakit karena melihat wanitanya terluka. Matanya tampak berkaca-kaca dan ingin menangis.
Wanitanya kini terluka parah. Ia sangat menyesal, seharusnya tadi ia mengajaknya berburu, sehingga Xiao Bai tidak akan terluka karena melarikan diri seperti ini.
Bai Qingqing hanya terdiam melihat respon Curtin seperti itu padanya.
Bai Qingqing berusaha melihat ke arah telapak kakinya. Sial, bukankah sekarang ia jadi ketahuan kalau ingin melarikan diri? Bukankah ia hanya terluka sedikit saja?
Sepertinya pria yang sangat merawat wanitanya ada di mana-mana, tidak terkecuali binatang buas.