"Apa?" Zhi Li Yiang menggerakkan kepalanya sambil menempelkan telapak tangannya ke telinga, "Apa aku tak salah dengar?"
Kalimat Zhi Li Yiang yang seperti mengejek membuat Mao Yin dan Yang Liu tertawa keras, tetapi tidak dengan Cheng Yu yang membalasnya dengan senyum masam.
Ia memandang kesekeliling anggotanya yang terlihat bersiaga, kalau sewaktu-waktu Cheng Yu memberi perintah untuk menyerang.
Di dalam kereta, baik Yang Li Yun, Huang Nan Yu mau pun Yin Rou Yi masih belum jelas maksud dan tujuan kelompok orang-orang yang barusan datang menghadang. Dari percakapan yang mereka dengar, bahwa rombongan baru itu menginginkan orang-orang yang berada di dalam kereta. Buat apa?
Yang Li Yun terlihat sedang berfikir. Ia seperti pernah mendengar nama Cheng Yu yang disebut oleh orang-orang yang menangkapnya. Namanya seperti pernah membekas dalam memori ingatannya. Sesekali bola matanya memandang berpindah-pindah dalam ruangan sempit itu, dan bibirnya pun bergerak berulang-ulang menyebut nama Cheng Yu.
"Orang-orang dalam kereta yang kalian tawan adalah keluargaku, maka jika kalian tak membebaskannya, maka jangan salahkan aku berbuat kasar!" Cheng Yu balik mengancam, tetapi bahasanya tenang dan datar.
"Keluarga?" Yang Li Yun berkata lirih, dan itu membuat Rou Yi menatap padanya dengan tatapan mata bertanya, "Keluarga dari mana?"
"Li Yun, apakah ada keluargamu yang bernama Cheng Yu?" Rou Yi bertanya.
Li Yun tak langsung menjawab, tetapi ia menggelengkan kepalanya dengan ragu.
"Aku tak ingat, tetapi nama Cheng Yu rasanya pernah kudengar," jawabnya.
Rou Yi menampakkan wajah sedikit cerah, ada harapan mereka bisa selamat jika benar orang yang baru datang memimpin kelompoknya itu adalah keluarga Yang Li Yun yang akan menyelamatkannya.
Orang-orang yang menjadi lawan berhadapan dengan Cheng Yu tertawa keras dengan tawa ejekan. Mereka menganggap Cheng Yu sedang mengada-ada.
"Sejak kapan anda punya keluarga, hah?" Zhi Yi Liang berkata dengan nada tak percaya, "Mereka yang berada di dalam itu adalah buronan pemerintah. Atau kau memang memiliki ikatan keluarga dari sesama buronan?"
Cheng Yu tersenyum, lalu kemudian menarik pedangnya keluar dan menghunuskannya ke arah mereka bertiga. Sepertinya, percuma bicara panjang lebar dengan ketiga orang itu, tetap saja hasilnya harus bertarung.
Ia kemudian turun dari kudanya dengan sikap siaga.
Melihat pemimpin mereka berbuat demikian, Zhu Li Xian diikuti dengan anggota lainnya pun melakukan hal yang sama. Sepertinya permintaan Cheng Yu secara baik-baik tak diperdulikan oleh mereka, maka Zhu Li Xian juga berfikiran sama dengan ketuanya, keputusannya adalah merebut dengan cara pertarungan.
Sring! Sring! Sring!
Terdengar suara besi beberapa kali bergesekan dengan sarungnya, kini mereka saling mengancam dengan menghunuskan pedang masing-masing.
"Cheng Yu," Yang Liu berkata dengan tatapan tajam, "Aku beri kesempatan sekali lagi, kalau mau selamat, segeralah menyingkir dan kembali sebagai perompak. Ini adalah daratan, bukan wilayah kekuasaanmu!"
Selesai berkata kemudian, ia pun turun dari kuda, diikuti oleh kedua rekannya yang lain.
Mendengar kalimat Yang Liu, mata Li Yun nampak menyiratkan sesuatu, ingatannya telah menemukan satu titik pemberhentian, dimana nama Cheng Yu itu ada. Titik dimana nama Cheng Yu ia temukan, seperti membuka pintu yang didalamnya terdapat uraian-uraian yang menjelaskan siapa sebenarnya Cheng Yu.
Bajak laut, perompak, dan lautan, itu adalah kata kunci yang membuatnya teringat akan kisah perjalanan ayahnya, dan kisah Suro dalam menaklukan seorang perompak ganas yang bernama Cheng Yu selama dilautan.
"Waktu itu, kami semua nampak panik. Cheng Yu sangat terkenal keganasannya di darat dan lautan. Tetapi, kakakmu ini sangat tenang, setenang air yang tergenang, tak ada riak dan gelombang. Dengan santainya ia menaklukkan Cheng Yu tanpa ada korban yang tewas...."
Waktu itu, ayahnya bercerita tentang pengalaman mereka sewaktu berada di atas kapal dalam perjalanan pulang.
"Oh, aku ingat!" serunya girang, "Cheng Yu adalah seorang bajak laut yang pernah ditaklukkan oleh kakak Luo beberapa tahun yang lalu di atas kapal."
Wajah Rou Yi langsung berubah semangat, itu berarti Cheng Yu datang dalam upaya menyelamatkan mereka.
"Alhamdulillah!" serunya berucap syukur.
Li Yun mengangguk, kemudian memegang tangan Huang Nan Yu sambil tersenyum.
"Guru Nan! Mereka itu orang-orang yang datang akan menyelamatkan kita!" serunya dengan gembira.
Huang Nan Yu tersenyum dan mengangguk lemah, hanya wajahnya yang menunjukkan perasaan hatinya yang lega.
Di luar kereta, Cheng Yu tersenyum sinis, pandangan matanya tak kalah sangar dengan orang-orang yang akan dihadapinya. Perbincangan ini terlihat sia-sia baginya dan ia tak suka membuang waktu untuk berbasa-basi.
"Mau daratan atau lautan, atau dimana pun aku ingin bertarung, ya bertarung!" katanya dengan suara keras.
Satu tusukan pedang langsung ia arahkan pada Zhi Yi Liang, membuat lelaki yang diserangnya bereaksi dengan mengayunkan pedangnya menepis tusukan pedang Cheng Yu.
Ketika dua orang lainnya hendak menebas tubuh Cheng Yu, dua orang lainnya dari anggota Cheng Yu langsung memotong serangan mereka.
"Mereka bukan lawan kalian, habisi para prajurit lainnya!" Cheng Yu berseru pada dua orang anggotanya.
Tetapi sesaat mereka nampak ragu dengan saling pandang. Namun akhirnya, menurut atas apa yang Cheng Yu katakan.
Pertarungan seru pun terjadi.
Cheng Yu sadar, kalau ketiga lawannya itu sangat tangguh, barangkali bisa dua atau tiga kali di atas kemampuan beladirinya. Berhadapan satu lawan satu saja, belum tentu ia bisa menang. Tetapi sepertinya, ia tak mau menyerah begitu saja tanpa melakukan perlawanan.
"Cheng Yu, kau yakin bisa mengalahkan kami, hah?!" Mou Yin berkata sambil tertawa.
Nampak sekali dalam pertarungan itu Cheng Yu seperti dipermainkan oleh ketiga lawannya.
Li Yun yang mengintip pertarungan dari dalam kereta mengamati dengan pandangan cemas melihat pertarungan tidak seimbang itu. Ia bisa memprediksi, kemampuan Kungfu Cheng Yu tak bisa menandingi ketiga lawannya sekaligus. Padahal, diantara rombongan mereka yang baru datang, Cheng Yu adalah orang yang memiliki kungfu paling tinggi.
Ekspresi wajahnya yang menunjukkan kecemasan rupanya terbaca oleh Rou yi, membuat gadis itu ikut-ikutan menjadi cemas. Harapannya untuk bebas menjadi hilang seketika.
Sret!
Satu sabetan berhasil merobek kulit bahunya yang langsung mengucurkan darah. Namun begitu, Cheng Yu tak memperdulikan lukanya, ia tetap saja berusaha melakukan penyerangan.
Sebuah ayunan pedang Yang Liu nyaris memenggal kepalanya jika saja Zhu Li Xian tidak segera memapas serangan itu dengan pedangnya.
Kejadian itu membuat wajah Cheng Yu pucat, nafasnya mulai tidak teratur.
Kini, mereka berdua bertarung habis-habisan dua melawan tiga. Tetapi hasilnya mereka masih tetap kewalahan.
Tampaknya Yang Liu dan dua orang kawannya tak mau lagi bermain-main. Mereka semakin mendesak Zhu Li Xian dan Cheng Yu dengan serangan mematikan. Ketiga pedang mereka bergerak liar kesana kemari, berayun dan menusuk, berputar-putar mengurung keduanya. Jika lengah sedikit saja, kematian akan mereka rasakan.
Serangan-serangan dari lawan membuat Cheng Yu mau pun Zhu Li Xian semakin tak berkutik. Sedikit pun mereka tak bisa melakukan serangan balasan, hanya mampu bertahan dengan menangkis gerakan-gerakan pedang dari berbagai arah.
Sret! Sret!
Jerit tertahan keluar dari mulut Zhu Li Xian ketika dua sabetan pedang tahu-tahu sudah mengiris kulit lengan dan punggungnya yang langsung mengalirkan darah segar. Meskipun tidak terlalu dalam, tetapi membuatnya hilang konsentrasi.
Buk!
Di sisi lain, tendangan Mou Yin mendarat telak didadanya hingga ia tersurut mundur beberapa langkah. Kemudian ia langsung bereaksi kembali ketika dua buah ujung pedang milik Yang Liu dan Zhi Li Yiang bergerak menyasar perutnya.
Prang!
Suara pedang terdengar beradu, dua ujung pedang milik Zhi Li Yiang dan Yang Liu langsung teralih ke atas, begitu sebuah pedang lain berayun dari bawah ke atas. Saking kuatnya tepisan itu, membuat tangan yang memegang pedang terputar dengan tubuh mengikuti arah putaran pedang mereka.
Jika saja mereka tidak menggenggam erat, kedua pedang itu pasti sudah terlempar lepas dari tangannya.
Sontak Zhi Li Yiang dan Yang Liu kaget mendapat perlakuan demikian, termasuk orang-orang yang berada di tempat pertarungan itu.
Satu sosok tubuh tiba-tiba sudah berada dihadapan Zhu Lie Xian dan Cheng Yu. Satu sosok itu berdiri dengan kuda-kuda tengah dengan posisi tangan kanan ke atas, pedangnya yang melengkung terhunus menjulang ke langit. Posisinya tak berubah saat terakhir melakukan ayunan tepisan pedang Zhi Li Yang dan Yang Liu.
"Ada pendatang baru mau ikut campur rupanya!" Mou Yin berkata sambil mendengus.
Memperhatikan sosok itu, membuat Yang Liu tertegun sesaat sebelum berkata. Matanya menyelidik lelaki itu dari ujung kaki hingga kepala, termasuk bentuk pedang yang menjadi senjatanya.
Tangan kanannya yang memegang pedang langsung diarahkan pada si pendatang, "Kau orang asing, pedangmu melengkung. Bukannya kau suruhan Chou Liang juga? Mengapa malah bergabung dengan orang-orang ini!?"
Mou Yin langsung bergerak ke depan dengan acungan pedang yang sama, "Yutaka Shisido! Kamu mau membangkang perintah Perwira Chou, ya?"
Rupanya, Mou Yin mengenal lelaki yang baru saja menyelamatkan jiwa Zhu Lie Xian. Hanya saja, wajahnya nampak kesal dan marah melihat lelaki yang ternyata adalah Yutaka Shisido itu. Bagaimana tidak, seharusnya Yutaka Shisido datang membantu mereka, tetapi ternyata ia malah menyelamatkan kelompok Cheng Yu.
"Namaku sudah terkenal rupanya," Yutaka Shisido berkata dengan kalimat datar, posisinya berubah menjadi posisi berdiri, tetapi pedang ditangannya tetap dalam keadaan siaga, "Tetapi, maafkan kalau aku justru tak mengenal kalian!"
Meskipun kalimatnya datar, apa yang disampaikan oleh lelaki itu membuat gerah mereka bertiga yang mendengarnya. Mereka seperti diremehkan.
Di dalam dunia persilatan, Yutaka Shisido tak pernah unjuk diri. Ia berada di negeri itu sebagai orang yang terdampar. Tujuan hidupnya hanyalah mencari tempat yang aman dan damai, tak mau diusik oleh ketenaran dari tingginya ilmu beladiri yang dimiliki. Oleh karena itu, ia tak pernah berniat membuat onar dengan terjun ke dunia persilatan untuk unjuk kehebatan.
"Mao Yin," Yang Liu berkata, "Tidak usah berbasa-basi lagi. Aku sangat tidak suka dengan pemberontak!"
Mao Yin mengangguk setuju. Posisi kakinya langsung berubah dengan kuda-kuda yang siap menerjang.
Yutaka Shisido pun demikian, kedua tangannya langsung menyatu menggenggam pedangnya.
Seperti dikomando, pertarungan kembali berlanjut disusul dengan suara dentingan pedang yang beradu.
Permainan pedang Yutaka Shisido mendapat perhatian lebih dari ketiga lawannya. Gerakan kedua tangannya yang memegang pedang sangat cepat dikombinasi dengan serangan kakinya yang melakukan tendangan.
Kedatangan lelaki itu membuat Cheng Yu maupun Zhi Lie Xian merasa sangat terbantu. Kali ini mereka masih bisa melakukan serangan balasan yang sebelumnya sangat sulit mereka lakukan. Permainan pedang Yutaka Shisido yang sangat mendominasi perlawanan, membuat Cheng Yu dan Zhu Lie Xian hanya sesekali bertugas mengisi kekosongan. Mereka lebih banyak bergerak sebagai benteng melindungi lelaki itu.
Meskipun jumlah mereka sama, tetapi pertarungan masih belum bisa dikatakan seimbang. Kemampuan beladiri Yutaka Shisido memang tinggi, bahkan bisa dikatakan melampaui ketiga orang yang menjadi lawannya. Tetapi, ilmu beladiri Cheng Yu dan Zhu Lie Xian tidak terlalu mendukung kekuatan lelaki itu meskipun mereka bergabung.
Berbeda dengan Zhi Lie Yang, Yang Liu dan Mou Yin, ketiganya memiliki tingkat kemampuan beladiri yang sama, dan jika bergabung, kekuatan serangan mereka bisa bertambah.
Jika demikian keadaannya, pihak Cheng Yu lama kelamaan akan kehabisan tenaga jika tidak pintar-pintar mencari celah.
Yutaka Shisido membuat gerakan aneh, tubuhnya meluncur demikian cepat sambil menyabetkan pedangnya ke tubuh Mou Yan. Sebuah teknik khas ilmu pedangnya langsung dikeluarkan, berharap pertarungan bisa diselesaikan dengan mudah.
Trang!
Mou Yan yang mendapat serangan itu tentu saja gelagapan, tetapi secara refleks ia berhasil membuat tameng dengan pedangnya, hingga sabetan pedang Yutaka Shisido gagal membelah perutnya.
Tak berhenti sampai di situ, Yutaka Shisido membalikkan tubuhnya dan membuat gerakan yang tak terduga. Pedangnya menusuk perut Mou Yan!
Mou Yan tak menyangka lelaki yang menjadi lawannya itu membuat gerakan demikian, hingga pedang Yutaka Shisido sangat mulus menembus perutnya.
Seketika itu juga, begitu pedang yang menembus perutnya ditarik, tubuhnya langsung terhuyung mundur dan jatuh terduduk. Tangannya buru-buru menutupi luka, dari bibirnya terdengar erangan kesakitan.
Yang Liu terlihat marah mendapati Mou Yan terluka parah. Ia langsung melompat di udara sambil mengayunkan pedangnya, bergerak membelah dari atas menyasar kepala Yutaka Shisido.
Trang!
Terdengar suara keras pedang beradu. Kekuatan pedang Yang Liu mampu menekan blokiran pedang lawannya hingga sisi tajam pedang miliknya pun mendarat di bahu kanan Yutaka Shisido dengan sebuah goresan panjang. Darah seketika mengalir membasahi pakaiannya.
Sret!
Buk!
Selesai menarik pedangnya, Yang Liu menendang tubuh Yutaka Shisido hingga terseret beberapa langkah.
Cheng Yu tak berdiam diri, lalu melakukan tendangan melayang dengan kaki kanannya.dan berhasil membuat tubuh Yang Liu terjerembab dan terseret.
Belum lama kaki Cheng Yu mendarat di tanah, ujung pedang Zhi Li Yang meluncur seperti terjangan ular yang siap menembus punggungnya.
"Awas!!!!" Zhu Lie Xian berteriak nyaring memperingatkan Cheng Yu ketika ia melihat ancaman ujung pedang Zhi Li Yang siap menembus punggungnya..