Chereads / SLAMET / Chapter 1 - Aris

SLAMET

🇮🇩Tinta_Arang
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 8.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Aris

" Yeah...! akhirnya ujian akhir semester genap ini selesai"

"Hei Bob... gimana tadi soal tes kali ini?"

Pria itu bernama Bobi Alverando asalnya dari Jakarta Timur, biasa di panggil Bobi dari kerabat maupun temannya. Bobi ialah pria masih lajang dan tak berpengalaman dengan cinta apalagi pacaran. Baginya itu bukan gaya hidup yang cocok dengannya karena Bobi tidak suka bergaul. Bobi lebih suka membaca dan mengamati bangunan-bangunan rumah mewah di sekitar komplek rumahnya. Apabila teman-temanya dari kecil sudah tau namanya pacaran dan praktek langsung 'terjun' kedalam dunia cinta monyet. Bobi selalu menjauhi teman perempuannya dari ia pertama kali tau cinta-cintaan dari teman kecilnya.

"Agh... itu mudah kawan"

"Bagaimana tugas praktik akhir semester ini, udah jadi belum Bob?"

"Sudah dong... Ris"

Aris ialah pria seumuran dengan Bobi dan juga menjadi teman masa kecilnya. Aris ialah tetangga Bobi, rumahnya tepat berada di depan sebrang jalan rumahnya Bobi. Rumah Bobi dan Aris saling berhadapan dengan di batasi jalanan komplek perumahan mewah. Mereka baru bersama setelah masuk SMP hingga sekarang di ITB. Sebelum SMP mereka berada di sekolahan yang berbeda.

"Bob gw copas file yah... please"

"Kamu kebiasaan Ris"

"Please yah... nanti gw traktir di resto depan kampus"

"Okay, okay baiklah. Karena kamu sahabatku dari SMP juga teman depan rumahku maka baiklah gw kasih filenya"

"Yossh... kamu memang sahabat terbaikku Bob"

Aris berterimakasih sambil menepuk-nepuk pundak Bobi.

"Tapi inget setelah kita kumpulin tugas praktik ini traktik gw sepuasnya Okay!"

"Siap komandan"

"Hmm sebaiknya kita duduk di taman di sana wifinya ngebut bro..."

"Kuy..."

Mereka berdua berjalan bersama dengan Bobi yang menjinjing notebooknya di tangan kananya.

"Fuuu, di taman ini memang tempat terbaik. Udaranya sejuk dan angin selalu berhembus bikin relax. Bob setelah ini kan kita akan liburan akhir semester 4 nih, apa yang akan kamu lakukan?"

Aris bertanya pada Bobi setelah mereka berdua duduk di bangku taman kampus. Bobi yang sedang membuka notebooknya dan merespon pertanyaan sobat karibnya.

"Gw akan muncak lagi di Gunung Slamet di Jawa Tengah".

"Wah kita dulu waktu baru pertama kali punya KTP sama SIM mobil sewaktu SMA, bukannya kita udah kesana Bob!"

"Iya memang benar kita sudah pernah kesana, tapi gw ingin kesana lagi Ris"

Bobi mengembalikan pandangannya ke notebooknya.

"Owh iya Ris mana flashdiskmu?"

"Bentar bob aku cari di tas dulu... owh ini dia. Ketemu juga akhirnya, ini Bob flashdiskku. Bob kalau begitu aku akan menemanimu kesana, kita akan muncak bersama"

Bobi menerima sebuah flashdisk berwarna hitam berkapasitas 64 GB dari tangan soibnya.

"Apa kamu sungguh akan menemaniku Ris?"

"Tentu saja Bob"

Bobi mulai mencolok kan flashdisknya ke port khusus yang ada di notebooknya.

"Apa kamu nggak khawatir sama pacarmu itu? si putri kampus"

"Kenapa harus khawatir coba?"

"Haha gw baru ingat lu raja playboy dari SMP"

"Haha, entah kenapa gw harus senang atau sedih mendengar kata-kata itu dari mulut mu Bob. Kamu padahal teman, sahabat paling dekat tapi kenapa kamu nggak mau pacaran padahal lu ganteng, uang? orang tuamu tajir Bob, hidupmu itu hampir perfect Bob cuma kamu kurang satu... yaitu bermain wanita. Dari kita SMP kalau kamu tau banyak cewek yang coba deketin lu, SMA?, apalagi sekarang teman cewek di kelas sering mplototin lu Bob".

"Haha kamu terlalu berlebihan Ris"

"Aku, Saya, Gw... cuma mau bilang dan jujur sama lu aja Bob. Semuanya yang ku bilang itu bukan hal yang di buat-buat. Apa kamu mau berkencan sama putri kampus aja Bob, walaupun cewek gw yah tapi..."

"Lu udah kebiasaan pacar lu udah banyak dimana-mana, apa nggak takut ketahuan lu Ris?"

"Takut? ya nggak lah bro... tinggal cari lagi.Gw masih punya beberapa cewek, cuma satu cewek yang gw suka tetangga kita itu...!"

"Gw paham kok, lu suka sama Amalina kan?"

"Yes Brother"

"Gw udah tau dari kecil sewaktu kita bertiga main bersama, lu selalu fokus ke dia. Walaupun kamu suka dia apa udah lu ungkapin ke dia?"

"Belum bob, cuma satu wanita itu yang sulit gw taklukan. Amalina oh Amalina aku pasti akan menjadikanmu istriku kelak sebelum itu aku akan melatih diriku dengan menjelajahi surga wanita sehingga aku akan siap dan tangguh mengalahkan hatimu yang keras itu"

"Akhirnya selesai, nih flashdiskmu setelah ini kita kumpulin flashdisknya ke pak dosen"

"Siap"

"Kamu tuh kadang bicara aneh Ris, emang yang sudah kau jelajahi di surga wanita apanya?"

"Apa kamu ingin tau wahai sobatku?"

"Nggak juga"

"Ayolah bilang aja mau tau gitu kan enak...gw juga jadi seneng Bob"

"Ya ok, gw hanya sedikit ingin tau Aris sobatku..."

"Nah gitu dong, tak perlu malu dengan ku. Untuk sobatku yang masih lajang tanganya yang masih suci akan kuberi penjelasan kisah nyata ku setelah puluhan wanita ku jelajahi hhh".

Aris berbicara dengan nada riang dan pamer pada temannya. Bobi yang sudah biasa dengan cara bicara dan karakter sobatnya tidak merasa terganggu dan risih.

"Begini Bob... yang terbaru si putri kampus benar-benar luar biasa buah dadanya mulus dan emp*k"

"Ststs, Ris ini taman dan ini cukup ramai tau jadi jangan keras-keras. Sekalipun kamu tidak malu tapi gw yang malu"

"Ok aku akan mengecilkan suaraku"

Aris mulai percakapan mesumnya dengan si gadis cantik putri kampus. Putri kampus ini terlihat luar biasa, semua lelaki pasti akan meliriknya saat pertama kali atau pun yang sudah lama di dekat putri kampus.

"Bagus"

Ucap Bobi.

"Begini temanku Bobi. Si putri kampus sudah pernah ku jamah bodynya dari ujung rambut sampai ujung kakinya... cuma gw belum berani sampai menjebol segelnya"

"Kenapa?"

"Tentu saja aku cuma ingin melakukan pertama kali sama Amalina dong"

"Haha raja playboy ternyata belum sepenuhnya lepas dari keperjakaanya"

"Tentu saja Bob. Amalina gadis komplek tercantik sekalipun putri kampus terbaik di sini tapi Amalina lebih unggul bahkan gadis lain yang ku jamah semuanya kalah sama Amalina"

"Kamu belum nyentuh Amalina kan Ris?"

"Jelaslah belum Bob, dia itu gadis tomboy bisa kena pukul gw kalau nyentuh dia tiba-tiba. Juga orang tuanya mantan jendral mana mungkin gw berani anjay lu"

"Hhh sayang sekali Amalina, kagak bareng kita kuliahnya ya Ris..."

"Iya sayang sekali, tapi kalau dia bareng kita berdua gw kagak bakal bisa nyentuh-nyentuh cewek sembarangan Bob. Jadi gw bersyukur karena dia kuliah di luar negeri"

"Beruntung lu Ris hhh, lu sering kena pukul dari SMP sampai SMA gara-gara lu pacaran sama cewek-cewek satu sekolahan bahkan sekolah tetangga lu libas semua"

"Haha gw malu kalau lu muji Bob"

"Anjay gw nggak muji lu kaliiii Ris, owh iya Amalina inbox gw kemarin kalau dia akan balik ke Indonesia minggu depan. Jadi aku ingin kamu Ris yang jemput dia"

"Eeh seharusnya kita berdua Bob yang jemput"

"Gw udah terlanjur pesan tiket pesawat ke Semarang, harinya pas Amalina balik sini"

"Yaelah tinggal batalin lah nanti kita liburan bertiga, ke Gunung Slamet, Semeru, Rinjani, atau ke Gunung Fuji Jepang gimana Bob?"

"Mungkin itu lain kali saja, juga kamu tuh suka kan sama Amalina jadi kalian berdua bisa liburan berdua"

"Kamu tuh Bob...terbaiiikkk"

"Yah tujuanku dukung kamu sama Amalina ya biar kamu nggak megang-megang menjelajahi tempat wanita-wanita sembarangan"

"Anjay... lu Bob , menjelajahibtuh anugerah dafi sang pencipta karena wanita yang indah sangat mubadzir jika di sia-siakan"

"Hmm, bicaramu memang seperti biasanya Ris"

Bobi menutup notebooknya dan melihat waktu di jam tangan kirinya.

"Ada apa Bob?"

"Ris jamnya..."

"Sit... semoga tuh dosen killer masih di ruangannya"

"Karena dengar penjelajahan lu jadi begini Ris"

"Hhh maaf-maaf"

"Yah gw udah duga bakal gini jadi gw nggk terlalu wah kaget. Kejadian kek gini tuh udah dari kita SMP"

"Haha santai aja Bob... sekalipun kita nggak ngumpulin kita tetap aman. Nilai kita pasti A, kita berdua kan top kelas".

"Memang benar sih, tapi gw nggak mau kalau nilaiku hanya A seharusnya A+ semua"

Mereka bergegas menuju gedung khusus dosen dari jurusan Arsitektur.

"Kamu memang suka perfect Bob... nama kita berdua juga lagi naik daun kan sekalipun kita biasa saja kita tetap akan di terima di Univ luar terbaik"

"Yah itu emang betul Ris, tapi melewatkan hal kecil itu kalau nanti malah jadi biasa itu bisa gawat kan?"

"Betul juga sih, ok bentar lagi kita sampai"

Mereka berdua menaiki anak tangga menuju lantai 2 di mana di sana adalah ruang dosen, tempat tujuan dari dua pemuda ini.

"Huuuf akhirnya sampai juga"

Mereka berdua berjalan dan memasuki ruangan dan untungnya pak dosennya masih ada di dalam ruangan yang sudah siap menunggu muridnya. Dosen ini sudah siaga di depan perangkat keras komputernya dan melihat jam alarm di samping monitornya. Dosen ini menunggu hingga batas jam yang di tentukan, jika melebihi batas Mahasiswa tidak bisa mendapatkan nilai dari tugas akhir semester 4 ini yang artinya nilain tugasnya akan nol '0'.