Kereta kuda berwarna cokelat kemerahan melesat menjauhi kota Alexandrium melewati padang rumput kehijauan yang tenang, lengang, seolah semua masalah di dunia ini terbang terbawa angin. Di samping kereta kuda itu terdapat lambang dua pedang yang saling bersilangan sedang menghadap ke atas, di belakangnya sebuah gambar bintang segi delapan yang menunjukkan arah mata angin. Saat sampai di tepi hutan, mereka berhenti. Jack dan kawan-kawannya keluar dari kereta itu dan mulai berjalan menuju ke sebuah hutan.
Bukit yang dipenuhi pepohonan hijau terbentang di depan mata Jack saat ia tengah mengamati kondisi di sekelilingnya, rasa takjub tumbuh dalam benaknya. Sambil mengencangkan gendongan tas di punggungnya, ia menghela nafas dalam-dalam lalu memakai helm sparta yang ia bawa sebelum berjalan mengikuti Nardar yang telah berada cukup jauh di depannya.
Mereka berjalan menyusuri hutan tropis yang dipenuhi rumput liar, jalur tersebut sepertinya tidak pernah dilweati orang lain sebelumnya. Saat berada di puncak bukit, mereka berhenti untuk istirahat sambil mengamati keadaan di sekitarnya.
"Luar biasa, aku tidak menyangka teropong yang kau buat dapat disesuaikan jarak pandangnya." Kata Pak tua Izack saat mengetahui kalau fokus pada teropong tersebut dapat diatur.
"Setuju, untung saja kau berada di pihak kami Jack." Puji Tarud sambil tertawa.
Muka Jack memerah saat mendengarnya, karena sadar kalau ia sebenarnya hanya meniru hasil kerja keras orang lain. Tidak mampu berkata apa apa, ia hanya bisa mengacungkan jempolnya.
Pak tua Izack mengambil peta dari dalam tasnya kemudian menghamparkannya di atas tanah.
"DI sini tempat pertemuan mereka. Dan Ini tujuan kita." Ia menunjuk ke sebuah bukit yang berjarak tiga ratus meter dari lokasi pertemuan antara bangsawan dari kerajaan Avanthein dengan anggota shadowcifer.
"Karena mereka akan bertemu tiga hari lagi, kita harus sampai di tempat itu besok dan mulai mengamati keadaan di sana."
Mereka pun setuju dan mulai berlari kecil menuju tempat itu.
Dua jam kemudian. Di sebuah jalan berbatu Jack tengah berlari di belakang ketiga mentornya sambil terengah-engah.
'Lari sambil memakai armor lengkap ternyata cukup menguras tenaga.' Keluh Jack di dalam hatinya. Melihat ketiga mentor di depannya terlihat biasa saja setelah berlari selama dua jam tanpa henti membuatnya berpikir. 'Kalau kekuatan mereka diukur dengan level, kira-kira level berapa mereka sekarang?'
Saat mereka sampai di sebuah bukit kecil yang berada di sebelah air terjun setinggi 50 meter matahari telah berada di ufuk barat, hutan di sekitar tempat itu pun terlihat kemerahan karena sinarnya. Suara deburan air yang jatuh dari ketinggian terdengar sangat nyaring di tempat itu, sampai-sampai Jack yang sedang terbaring lemas di atas sebuah batu tidak bisa mendengar deru nafas dan denyut jantungnya yang tengah berpacu kencang. Ya, dari tadi siang mereka terus berlari. Meski tidak terlalu kencang, mereka tidak berhenti sekejap pun, bahkan saat minum.
'Gila! Apa mereka masih manusia? Aku lupa sudah berapa kali hampir menyerah di tengah jalan.'
"Berpencar. Cari tempat yang cukup tersembunyi dan istirahatlah. Awasi keadaan sekitar kalian. Jangan bergerak kalau tidak benar-benar diperlukan. Jack kau jaga di sana." Bisik Pak tua Izack sambil menunjuk ke arah sebuah bebatuan yang dikelilingi semak belukar.
Jack yang masih terkapar hanya dapat menganggukkan kepalanya. Baru setelah nafasnya kembali stabil ia berusaha untuk berdiri lalu berjalan menuju ke semak belukar yang ditunjuk Pak tua Izack. Memang agak susah untuk masuk ke dalamnya, tapi tempat itu cukup nyaman dan tersembunyi untuknya yang baru pertama kali melakukan misi seperti ini. Lokasi tersebut juga dikelilingi oleh ketiga mentornya, jadi Jack tidak perlu khawatir akan keamanannya.
Jack meletakkan tamengnya pelan-pelan di atas batu agar tidak menimbulkan bunyi gaduh. Kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan botol minum bersama sepotong roti untuk mendiamkan perutnya yang sejak tadi merengek minta di isi.
'Lega rasanya perutku. Apa di sana tempat pertemuan yang dikatakan oleh guild master Tigreal?' mata Jack tertuju pada tempat berbentuk kerucut yang berada di ujung air terjun setinggi lima puluh meter di depannya. Tempat itu cukup tersembunyi dan diapit oleh tebing tebing tinggi di kedua sisinya, pas sekali untuk dijadikan tempat pertemuan rahasia.
Di depan air terjun padang rumput luas terbentang sejauh mata memandang, hanya liku-liku sungai Tadpole dan beberapa pohon saja yang menghiasi permukaannya. Di siang hari mungkin pemandangan tersebut akan membuat Jack terpesona, namun malam itu entah kenapa ia merasakan suasana yang mencekam sedang menyelimuti tempat tersebut.
'Bangsawan dari Avantheim mungkin datang dari arah utara. Kira-kira dari mana shadowcifer datang ya?' Karena tempat itu hanya memiliki satu jalan keluar, ia tidak dapat memprediksi dari mana mereka datang.
Sambil merenung tidak terasa kelopak mata Jack perlahan menutup. Rasa letih dan perut yang telah terisi membuatnya tertidur dengan pulas.
"Jack… Jack…"
Jack tersentak kaget dan terbangun saat mendengar seseorang memanggilnya. Gigi kuning Pak tua Izack terlihat saat ia membuka matanya. Sambil terkekeh Pak tua Izack pun berkata, "Sudah bangun? makan ini." Seekor burung panggang mendarat di tangannya.
"Tenang saja, mereka belum datang. Setidaknya tidak dalam radius dua kilometer dari tempat ini." Ujar Pak tua Izack.
Jack pun melahap makanan mewah itu, sambil mengunyah ia bertanya, "Apa kita tidak terlalu cepat datan…gwww." lidah Jack tergigit.
Pak tua Izack terkekeh, "Tidak, sebentar lagi shadowcifer juga akan datang. Organisasi rahasia seperti mereka sangat hati-hati. Mereka akan datang lebih awal dan memastikan keadaan di sekitar tempat ini aman."
"Pakai ini. Alat sihir ini akan membantumu bersembunyi dari deteksi mana mereka". Kata Pak tua Izack sambil memberikan sebuah cincin amethyst kepada Jack.
"Oke." Jawab Jack sambil menggigit burung bakar di tangannya.
"Jangan lupa kubur sisa tulang burung itu setelah kau memakannya agar mereka tidak bisa mencium baunya. Kita akan berkumpul di tempat ini saat transaksi mereka akan dimulai." Sambung Pak tua Izack. Ia pun pergi dari tempat itu dan kembali ke tempat persembunyiannya sendiri.
'Jadi aku hanya bisa duduk diam di sini tanpa melakukan apa-apa? Heeh, lebih baik aku di rumah saja beternak slime.' Keluh Jack sambil menghela nafasnya.
Hari pertama berlalu dengan tenang. Di siang hari Jack hanya dapat duduk diam sambil mengamati air terjun di kejauhan dari celah semak-semak tempatnya bersembunyi.
Di malam hari Jack lebih produktif. Dalam balutan kegelapan ia dapat melakukan sedikit olahraga ringan seperti push up, sit up dan plank. Tapi tetap saja ia tidak dapat mengusir rasa jenuh yang sejak kemarin menghantuinya.
Keesokan paginya Jack mendengar suara langkah kaki seseorang yang sedang berlari mondar-mandir ke sana kemari.
'Akhirnya!' Jack pun menyuplai cincin amethyst-nya dengan mana dan membenamkan dirinya ke dalam semak-semak.
Suara langkah kaki itu terus terdengar seperti puluhan orang sedang melewati tempat itu secara bergantian.
'Apa tidak apa-apa aku ikut dalam misi ini? Melawan satu anggota shadowcifer saja aku belum tentu menang, apalagi harus berhadapan dengan puluhan anggota mereka.' Dahi Jack mulai berkeringat saat memikirkannya.
Tiba-tiba Jack mendengar suara dari arah belakang, ia pun berbalik sambil mengangkat tamengnya untuk melingungi diri. Saat melihat Tarud sedang meletakkan jari telunjuknya di mulut, Jack menghela nafas lega. Beberapa saat kemudian Nardar dan Pak Tua Izack pun menyusul di belakang mereka.
"Sepertinya sudah dimulai." Kata Pak tua Izack sambil mengeluarkan sebuah teropong berwarna cokelat kehitaman dari dalam tasnya. Ia pun berjalan mendekati bibir semak-semak dan mengamati daerah di sekitar air terjun dengan teropong itu. Ketiga orang di belakangnya pun melakukan hal yang sama.
Saat Jack tidak dapat menemukan seorang pun berada di sekitar air terjun, ia memalingkan wajahnya ke arah utara dan melihat tiga kereta kuda sedang melaju beriringan di atas padang rumput hijau menuju ke arah air terjun berada.
'Akhirnya bangsawan itu datang juga.' Batin Jack.
Melihat mereka datang, Jack menggerakkan teropongnya kembal ke arah air terjun untuk mencari keberadaan anggota shadowcifer. Tapi di tengah jalan ia melihat pihak lain yang juga tertarik dengan pertemuan tersebut.
Jack menengok ke arah kiri dan berbisik kepada Pak tua Izack sambil menunjuk ke bukit yang ada di sebelah timur ari terjun di depan mereka."Pak tua, sepertinya prajurit kerajaan Avantheim juga tahu tentang hal ini."
Pak tua Izack terkekeh, lalu berkata "Tentu saja mereka tahu, kita mendapat informasi ini dari mereka."
"Apa kita tidak perlu mendekat sekarang pak tua?" Tanya Jack.
"Tidak perlu, aku sudah memasang alat sihir di tempat itu, jadi kita dapat mendengar percakapan mereka dari sini."
'Seperti alat penyadap? Canggih juga pak tua ini'. Batin Jack.
…
Ketiga kereta kuda bergaya klasik melaju ke arah air terjun. Kereta kuda paling depan sangat mewah sementara kedua kereta di belakangnya terlihat membawa banyak barang. Saat sampai di tempat tujuan mereka pintu kereta kuda terdepan perlahan terbuka.
"Kejayaan Bagi Bangsa Iblis!" Teriak seorang pria paruh baya berbadan gemuk yang keluar dari kereta kuda mewah di dekat air terjun. Topi bangsawan berhias batu permata menahan rambut pirang panjangnya agar tidak tersibak oleh angin yang berhembus kencang di tempat tersebut.
Beberapa saat kemudian, sosok manusia berbaju serba hitam dengan topeng merah marun bertanduk emas yang menyerupai sosok iblis keluar dari bayang-bayang pepohonan di depannya.
"Tuanku Grimm, senang dapat berjumpa lagi dengan anda." Kata bangsawan itu sambil membungkukkan badannya untuk memberi hormat.
"Apa kau membawa barang yang kuminta Parsefal?" Tanpa basa basi, sosok bertopeng dengan tanduk emas bertanya kepadanya dengan nada serak dan dalam.
"Sudah tuanku. Anda dapat memeriksa kereta kuda yang ada di tengah." Jawab Parsefal dengan sangat sopan.
Sosok bertopeng itu mengangkat tangan kanannya dan dua puluh orang berbaju hitam tiba-tiba keluar dari bayangan bebatuan yang ada di sekitar tempat itu dan berlari menuju kereta kuda yang Parsefal maksud.
"Bagaimana dengan janji anda tuanku Grimm?" Tanya Parsefal sambil sedikit membungkukkan badannya.
"Jangan khawatir, akan kupastikan keluarga Sherwood tidak bisa melanjutkan usahanya lagi di kerajaan Avantheim. Tapi ingat, sekarang kau adalah anjing kami di Kerajaan itu. Kalau kau berani macam-macam, aku akan menggantungmu dan semua keluargamu di pintu masuk kota Catania." Ancam pria itu.
Parsefal tidak berani mengangkat kepalanya. Dengan dahi yang basah ia pun menjawab, "Baik tuanku."
Ratusan prajurit kerajaan Avantheim yang siap tempur tiba-tiba keluar dari balik pepohonan dan mengepung tempat itu. Pada baju besi dan tameng mereka terdapat lambang burung suci Thunderbird yang merupakan lambang kebesaran kerajaan Avantheim. Pria kekar dengan armor besi berwarna silver dan pedang claymore besar di tangannya maju dan berteriak, "Aku Abraham Bradford, Pemimpin prajurit elit divisi IV kerajaan Avantheim. Letakkan senjata kalian dan menyerahlah, mungkin kami akan berbalik hati dan membiarkan kalian tetap hidup."
Anggota shadowcifer seperti tidak mendengar kata-kata itu, sebagian dari mereka tengah memeriksa kereta kuda yang ada di tengah dengan tenang, sedangkan beberapa anggota lainnya diam tak bergerak sedikit pun mengelilingi kereta kuda tersebut, menunggu perintah dari pemimpin mereka.
Sementara itu Parsefal terlihat sangat ketakutan saat ratusan prajurit kerajaan mengepung mereka. Tapi ada yang aneh, ia bukan takut kepada prajurit-prajurit yang tengah mengepungnya itu. Tapi pada sosok dengan topeng bertanduk emas depannya.
Sambil berlutut Parsefal pun memohon kepada sosok tersebut, "Ini bukan perbuatan saya tuan, sungguh saya tidak bermaksud menuntun mereka ke sini. sungguh tuan, saya tidak ada hubungannya dengan mereka… maafkan saya tuan."
Cuih!
Abraham Bradford mengangkat claymore besarnya dan berteriak, "Dasar pengkhianat, akan kupotong kepalamu dan kugantung di gerbang kota Catania. SERANG!"