Suatu tempat di Hutan Kegelapan, seseorang dengan wajah panjang yang memakai jubah hitam berdiri menghadap ke arah sebuah batu besar. Di depan batu itu menempel sebuah bola kristal bening yang memancarkan sinar redup berwarna putih. Dari dalam bola itu terlihat sebuah wajah seorang laki-laki paruh baya bermata biru berkata.
"Apa semua persiapan ritual itu sudah selesai?"
"Sudah tuanku, malam ini ritual tersebut sudah dapat kita laksanakan" jawab orang dengan wajah panjang itu.
"Bagus, lakukan sesuai rencana"
"Siap tuanku"
...
Auuuuuuuuuuuuuwwwww...
Di malam yang dingin dan sepi itu, suara lolongan serigala terdengar memenuhi hutan gelap yang disinari oleh bulan bundar berwarna biru. Di sebuah tempat yang cukup lapang, seorang pemuda terbangun dari tidurnya.
"Uhhhh..." 'Kenapa kepalaku terasa sakit sekali, dan bau apa ini, seperti besi berkarat yang terkena hujan'.
Sebuah tangan seorang wanita tergeletak di dadanya, "Bun, jam berapa ya? kok kepalaku pusing banget?". Ia bertanya sambil memegang tangan itu, mencoba untuk membangunkannya.
"Kenapa tanganmu dingin banget bun, Waaaaaa..." Jack kaget karena tangan itu sangat dingin, terasa seperti tidak lagi bernyawa. Ia pun mencoba untuk bangun dan memeriksa keadaan istrinya.
Saat itulah ia tersadar kalau dirinya sudah tidak berada di kamarnya lagi. "Di mana aku?" Sambil menahan rasa sakitnya di kepalanya, ia mencoba meraba tubuh dari tangan yang ada di dadanya tadi. Ia menemukan kalau tubuh itu berada di bawah sebuah dinding tinggi yang terasa agak empuk. Sebuah bulan berwarna biru keluar dari balik awan dan menyinari hutan sepi dimana Jack sekarang berada.
"Waaaaa..." Saat itu Jack tersentak kaget karena di depannya terlihat setumpuk mayat setinggi dua meter. Pemandangan itu membuatnya histeris dan bingung, ia melihat ratusan tubuh yang terbujur kaku dan darah berceceran di mana-mana. Jack mencoba untuk pergi dari tempat itu, tapi ia tidak dapat menggerakkan kakinya karena tertimbun tumpukan mayat itu.
"Anjin*, Apa yang sebenarnya terjadi?" Dengan sudah payah, akhirnya ia dapat mengeluarkan kakinya dari tumpukan mayat itu. Ia ingin segera lari dari tempat itu, tapi untuk berdiri saja ia tidak mampu, apalagi berlari. ia pun merangkak dan menjauh dari tumpukan mayat itu.
Di atas tanah ia melihat sebuah simbol yang ditulis rapi dan membentuk sebuah lingkaran besar. Simbol berwarna merah seperti darah itu terlihat seperti sebuah lingkaran sihir yang pernah ia lihat di buku-buku misteri.
"Sial, ada apa ini, apa aku bertransmigrasi ke dunia lain?" Sambil merangkak ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum ia terbangun tadi.
Oh iya, tadi malam aku bermimpi aneh seperti sedang membuat karakter dalam sebuah game, lalu terjatuh ke dalam sebuah lubang hitam. Apa dari sana aku pergi ke dunia lain?.
Setelah sampai di bawah sebuah pohon besar ia pun berhenti dan mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Ia memeriksa luka di kakinya itu "Kakiku sepertinya patah, tidak bisa digerakkan sama sekali. Tangan dan kakiku terlihat sangat kurus, rambut dan telingaku juga tidak panjang. Sial, kalau begitu untuk apa semalam aku capek-capek membuat karakter baru, tidak profesional sekali orang yang membawaku ke dunia ini, cuih".
Setelah beristirahat selama beberapa menit dan rasa sakit di kepalanya mulai mereda. Ia pun mulai memeriksa kondisi badannya dengan bantuan cahaya bulan purnama berwarna biru.
Kepalaku sudah tidak begitu terasa sakit, kakiku juga sudah lebih baik. Selain kedua tempat itu sepertinya anggota tubuhku yang lain tidak terluka.
Eh, apa ini? ia menemukan sebuah benda seperti jeli yang sudah agak mengeras di lehernya.
Apa ini darahku? Kelihatannya seperti darah yang keluar dari leher yang disayat dengan pisau yang sangat tajam. tapi sama sekali tidak ada bekas luka di sana.
Jack pun mencoba memeriksa anggota badannya yang lain sekali lagi.
Ia menemukan cairan seperti darah itu pada beberapa tempat lain di tubuhnya. Apa karena jiwaku masuk ke dalam tubuh ini sehingga membuatnya dapat beregenerasi dengan cepat? Sakit di kakiku juga sudah tidak terasa lagi.
Jack mencoba menggerakkan kakinya, ternyata ia dapat menggerakkannya dengan baik seperti tidak pernah terluka samaselaki. Bagus, kalau begitu aku harus segera pergi dari tempat ini. Siapa yang tahu orang yang melakukan hal mengerikan ini akan kembali lagi. Hal pertama yang harus aku lakukan adalah membersihkan diriku. Aku mendengar lolongan serigala tadi, dengan baju yang penuh darah seperti ini bukan tidak mungkin mereka akan mencari dan memangsaku. Tapi sepertinya mereka tidak berani datang ke tempat ini, dengan 'daging' sebanyak ini seharusnya mereka sedang berkerumun untuk pesta pora.
Jack pun pergi dari tempat itu, ia berencana untuk mencari sebuah sungai atau danau untuk dapat membersihkan dirinya. Dengan mengandalkan penerangan dari bulan biru, ia pun menyusuri hutan itu perlahan-lahan sambil mengamati kondisi di sekelilingnya.
Dalam kondisi ini aku harus cepat-cepat menemukan sumber air dan mencari tempat yang tinggi untuk mengetahui dimana aku berada sekarang. Air lebih utama, untuk minum dan membersihkan bekas darah di bajuku ini. Kalau ada lemon pasti lebih mudah untuk menghilangkan noda darah ini, tapi di hutan seperti ini, di mana aku bisa menemukannya?.
Auuuuuuuuuuuuuwwwww...
Suara lolongan serigala terdengar saling bersautan setiap beberapa menit sekali, udara yang dingin membuat Jack sedikit menggigil dan merasa kedinginan.
Dingin sekali udara di sini, serigala itu juga membuatku merinding. Jangan-jangan di kegelapan hutan sebelah sana ada serigala yang sedang mengamatiku. Hiiii, aku harus cepat menemukan sumber air. Jack mempercepat langkahnya.
Sekitar satu jam kemudian ia menemukan sebuah sungai yang mengalir membelah hutan. Jack menghela nafas lega dan berjalan mendekatinya. "Akhirnyaaa, ada sungai juga. Eh, apa itu? seperti sebuah bunga, tapi sedikit bercahaya"
Jack menemukan sebuah bunga yang bercahaya di dekat sungai itu, ia pun datang menghampirinya. "Bunga ini terlihat seperti bunga lavender. Baunya juga persis, sepertinya aku bisa memakainya untuk membersihkan bau darah di tubuh dan bajuku" Jack pun memetik bunga itu dan membawanya ke sungai.
Ia melepaskan semua pakaiannya dan masuk ke dalam sungai yang cukup deras itu. Di sungai yang cukup deras seperti ini tidak mungkin ada buayanya kan? Semoga tidak.
Jack membersihkan badan dan bajunya dengan bunga lavender itu. Ajaibnya, bekas darah yang biasanya susah untuk dibuang dapat dengan mudah larut dan terbawa oleh arus sungai. Tubuhnya juga tidak terasa dingin lagi, malah menjadi sedikit bertenaga. "Hehehe, bunga yang sangat berguna, dengan menggunakan bunga ini aku tidak perlu takut dikejar-kejar serigala".
Setengah jam kemudian Jack selesai mandi dan mencuci bajunya. Setelah memeras bajunya ia terdiam, bingung apakah harus langsung memakainya atau membiarkannya kering terlebih dulu.
Hmmm, aku harus bagaimana? Lebih baik pakai daun dulu, nanti masuk angin kalau kupaksakan memakainya. Sepertinya aku melihat daun yang agak lebar di sebelah sana.
Jack mengambil beberapa lembar daun yang terlihat seperti daun pisang itu kemudian membawanya ke bawah sebuah pohon besar yang berada di tepi sungai. Lebar daunnya sekitar setengah meter, dengan panjang dua meter. Ia memakainya seperti sebuah kain dan membungkus badannya seperti lemper agar tidak kedinginan.
Dengan begini aku tidak perlu takut masuk angin, sekarang aku perlu mencari tempat untuk beristirahat dan memikirkan apa rencanaku selanjutnya. Pohon ini terlihat bagus, dengan sedikit usaha aku bisa memanjat sampai percabangan paling bawah dan beristirahat di sana.
Jack mencoba untuk memanjat pohon besar itu. Ia kaget, ternyata pohon sebesar itu dapat dengan mudah panjat. "Eh, kenapa terasa mudah sekali? Apa pemilik tubuh ini dulunya hidup di pohon? Monyet dong?".
Setelah sampai di atas ia menaruh bajunya yang masih sedikit basah di sebuah dahan dan sedikit menalinya karena takut jatuh terbawa angin. Setelah itu ia menaruh sisa daun yang tidak ia pakai di dahan pohon selebar satu setengah meter itu, dan menggunakannya sebagai alas. Ia pun duduk.
Besar sekali pohon ini, kalau di ukur, jari-jarinya bisa sampai dua meteran. Untung saja banyak terdapat pohon kecil yang merambat yang dapat aku pakai sebagai pegangan dan pijakan. Untuk sementara aku dapat beristirahat di sini dengan tenang. Sekarang aku bisa memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus aku lakukan sesudahnya.
Auuuuuuuuuuuuuwwwww...
Suara lolongan serigala terdengar lebih dekat dari sebelumnya, hanya beberapa ratus meter dari tempat Jack berada. Bulu kuduknya berdiri, ia mencoba mencari tahu dari mana suara itu berasal tapi tidak dapat menemukannya karena kondisi hutan itu sangat gelap.
Semoga serigala itu tidak bisa naik ke pohon ini. Jaraknya sekitar lima sampai enam meter dari tanah. Menurut artikel yang pernah kubaca serigala tidak dapat lompat setinggi itu. Sekarang lebih baik aku mulai berpikir alasanku kenapa bisa sampai berada di sini.
Setelah mencoba berpikir selama setengah jam Jack tidak dapat menemukan satu alasan pun. Ia pun sedikit frustrasi.
"Fuuuuuh, seingatku memang tidak ada. Lebih baik aku merencanakan apa yang harus kulakukan selanjutnya. Menurut berbagai buku dan novel yang pernah kubaca, pada bagian awal cerita memang sulit untuk mengetahui alasan transmigrasiku yang sebenarnya. Jadi aku tidak perlu pusing-pusing untuk memikirnya sekarang. Biasanya para transmigrator punya kekuatan khusus karena berasal dari dunia yang berbeda. Pertama, aku harus mencari tahu tentang hal itu'
Jack pun mencoba satu persatu metode yang ia pernah baca di dalam novel. Sampai lima belas menit kemudian ia mengatakan sesuatu.
"Status"
Jack
Level 1
Title : 'Transmigrator from another world'
Health : 13/13
Mana : 11/11
STR : 8 +
AGL : 10 +
INT : 21 +
Attack : 1
Speed : 2
Magic : 4
Resp. : 1
Intuition : 0
"Akhirnya berhasil! Fuuuuuih, ternyata dunia ini seperti dunia yang ada di dalam sebuah game. Ada level, status, dan atribut yang bisa di lihat di dalam panel status"
Ternyata aku masih seorang manusia, dan budak, Hmmm, julukanku 'Transmigrator from another world', apa julukan itu memiliki fungsi tertentu?.
Health dan Mana mungkin melambangkan kondisi fisik dan mental, oke. Atributku di bagi menjadi dua, di bagian atas ada STR, AGL, dan INT, dan di bawahnya ada Attcak, Sepeed, Magic, dll. Sepertinya aku hanya dapat menambah atribut yang ada di atas, di sebelah kanannya ada tanda (+), mungkin yang bawah akan ikut berubah saat aku menambahnya. Kalau tidak salah atribut di atas disebut Atribut Dasar. STR(Strength) itu kekuatan, sedangkan AGL (Agility) adalah kelincahan, dan INT (Intellegence) yaitu Kecerdasan.
Sedangkan atribut bagian bawah adalah kemampuan yang ia miliki sekarang. Mungkin jumlahnya dihitung dari atribut dasar dengan rumus tertentu, biasanya sih. Attack itu serangan, berarti aku dapat membunuh diriku sendiri jika memukul sebanyak tiga belas kali dengan sekuat tenaga. Speed atau kecepatan, yang ini sepertinya tidak perlu dijelaskan. Kecepatanku lebih tinggi dari serangan, berarti aku harus lebih banyak lari daripada melawan, hehehe. Magic itu mungkin kekuatan magis, eh, baru sadar kenapa INT dan Magic-ku tinggi sekali ya? Apa mungkin karena bawaan dari duniaku yang dulu, mungkin karena aku masih bisa diaktakan pintar jika dibandingkan dengan dunia ini yang kelihatannya agak ketinggalan jaman. Heh heh, iya lah, sarjana gitu lho.
Magic-ku 4 berarti aku bisa mengeluarkan sebuah skill atau serangan yang menggunakan mana sebanyak tiga kali dengan mana yang kumiliki sekarang. Resp. itu respons atau refleks, sedangkan Intuition adalah intuisi. Hmmm ternyata intuisiku nol. Ada level di panel status berarti aku bisa menaikkannya, sisanya tinggal mencari tahu bagaimana sistem ini beroperasi dan bagaimana cara menggunakannya secara optimal.
"Haahahahaha, tunggu saja, aku akan menaikkan levelku dan menjadi yang terkuat di dunia ini. Heh, jangan remehkan gamer dan pembaca novel sejati sepertiku, dengan pengalaman dan informasi yang kupunya, aku yakin dapat mencari cara untuk menaikkan levelku dengan cepat. Tidak peduli dimanapun tempatnya, akan selalu ada jalan pintas dengan bantuan sistem yang kupunya. Saat itu aku akan membangun jembatan dan menghubungkan dunia ini dengan duniaku, sehingga anak cucuku nanti dapat ikut menikmatinya. Hahahahahaha"
Jack tertawa kegirangan setelah memikirkan sebuah rencana, tanpa sadar ia tertawa terbahak-bahak. Saat sedang tertawa tiba-tiba ia merasa bulu kuduknya berdiri dan tubuhnya merinding, terdengar sebuah suara dari belakangnya, perlahan ia pun membalikkan tubuhnya.