Chereads / CINTAKU DI UJUNG SURGA / Chapter 8 - RAHASIA LUIS FREDRICK

Chapter 8 - RAHASIA LUIS FREDRICK

"Tuan Ali, terima kasih. Saya tidak usah di tunggu. Tuan Ali bisa pulang." ucap Marey setelah di bantu di turunkan di depan UGD rumah sakit.

Dengan mendorong kursi rodanya, Marey mencari kamar inap Luis sesuai pesan yang di kirim oleh Ned.

"Sepertinya kamar ini yang dimaksud Ned." ucap Marey sambil membaca tulisan yang ada di atas kamar.

Sambil mengambil nafas panjang Marey membuka pintu dengan pelan.

Di lihatnya Luis sedang terbaring lemah di tempatnya. Dan ada seorang laki-laki yang duduk di samping Luis. Laki-laki setengah baya itu seketika berdiri dan memberi hormat pada Marey.

"Nona Marey, anda ke sini?" tanya laki-laki itu sangat terkejut dengan kedatangan Marey.

"Bagaimana kamu tahu nama saya?" tanya Marey dengan tatapan heran.

"Saya tahu dari Tuan Luis, kenalkan saya Jack sopir pribadi Tuan Luis." ucap Jack dengan sopan.

"Oh... Saya Marey. Bagaimana keadaan Luis, Jack?" tanya Marey dengan cemas.

"Maaf Nona Marey, sebaiknya Nona bicara dengan Dokter Chan dokter pribadi Tuan Luis." ucap Jack dengan penuh hormat.

Marey sama sekali tidak mengerti bagaimana bisa Luis mempunyai sopir pribadi dan Dokter pribadi, sedangkan Luis bekerja di tempatnya dia bekerja.

"Jack, bisakah kamu menceritakan siapa Luis yang sebenarnya?" tanya Marey dengan tatapan penuh selidik.

"Maaf Nona Marey, sebaiknya Nona bertanya pada Dokter Chan atau pada Tuan Luis sendiri. Permisi Nona Marey." ucap Jack bergegas meninggalkan Marey sendiri dalam kebingungan.

"Aku sangat yakin Luis bukan orang biasa, bagaimana bisa Luis mempunyai Dokter pribadi dan Sopir pribadi kalau bukan orang kaya." ucap Marey dalam hati sambil melihat Luis yang masih terbaring lemah.

"Aku harus menemui Dokter Chan, aku harus tahu siapa Luis sebenarnya." ucap Marey seraya menghela nafas panjang.

Tanpa menimbulkan suara Marey menghampiri Luis yang masih tak sadarkan diri.

Wajah Luis terlihat sangat pucat dengan bibir yang tampak kering dan mengelupas.

Marey mengamati wajah Luis yang mengingatkan dirinya pada seseorang.

"Aku masih ingat cara Luis memandangku sama seperti Dean. Apa Luis saudara Dean? tapi Dean anak tunggal. Tapi..bagaimana bisa aku berpikir kalau Luis ada hubungannya dengan Dean?" tanya Marey dalam hati semakin bingung memikirkannya.

"Sebaiknya, aku pergi menemui Dokter Chan sebelum Luis sadar." ucap Marey memutar kursi rodanya dan menjalankannya keluar kamar.

Setelah bertanya pada salah satu perawat, Marey mengarahkan kursi rodanya ke ruang Dokter Chan.

"Semoga setelah bicara dengan Dokter Chan, aku akan mendapatkan apa yang ingin aku tahu tentang Luis." ucap Marey dalam hati seraya mengetuk pintu dan membuka pintu ruangan Dokter Chan.

"Selamat siang Dokter Chan." sapa Marey seraya mendorong kursi rodanya mendekat ke depan meja Dokter Chan.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya Dokter Chan dengan ramah.

"Saya Marey, Dokter Chan. Teman Luis." ucap Marey dengan gugup.

"Oh... anda Nona Marey? kekasih Luis kan?" ucap Dokter Chan dengan wajah terlihat senang.

"Bukan Dokter, saya hanya teman Luis. Saya ke sini ingin tahu keadaan Luis. Sebenarnya Luis sakit apa?" tanya Marey dengan sungguh-sungguh.

"Maaf Nona Marey, bukan saya tidak mau menceritakan tentang keadaan Luis yang sebenarnya. Karena Luis sendiri yang melarang saya untuk menceritakan pada siapapun." ucap Dokter Chan dengan wajah sedih.

"Dokter Chan, aku mohon padamu. Beritahu saya tentang keadaan Luis, saya kuatir tentang keadaannya." ucap Marey dengan tatapan memohon.

"Saya mau menceritakan tentang keadaan Luis pada Nona Marey, tapi berjanjilah pada saya kalau Nona tidak akan bilang apa-apa pada Luis." ucap Dokter Chan dengan serius.

"Saya berjanji Dokter Chan, asal saya tahu keadaan Luis." ucap Marey dengan tatapan sungguh-sungguh.

"Baiklah Nona Marey, dengarkan saya. Saya akan menceritakan semua tentang sakitnya Luis." ucap Dokter Chan seraya mengambil berkas pribadi milik Luis.

Marey menganggukkan kepalanya dengan pelan.

"Luis Fedrick sebenarnya mengidap penyakit yang sangat parah yaitu sakit kanker darah. Seperti diagnosa terakhir, hidup Luis tidak akan lama. Hidup Luis hanya tinggal tiga lima bulan saja." ucap Dokter Chan menjelaskan panjang lebar tentang apa yang terjadi pada Luis.

"Tidak Dokter, aku tidak bisa percaya ini. Luis mengatakan kalau dia tidak sakit dan baik-baik saja." ucap Marey dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Hal ini benar Nona Marey. Dan saya minta Nona Marey sebagai kekasih Luis bisa menjaga dan membahagiakan Luis sampai akhir hidupnya." ucap Dokter Chan menatap penuh wajah Marey.

"Tapi... tapi Dokter Chan saya bukan kekasih Luis. Siapa yang memberitahu Dokter kalau saya kekasih Luis?" tanya Marey dengan tatapan tak percaya.

"Dari Luis sendiri." ucap Dokter Chan dengan wajah terlihat sedih.

"Tidak mungkin Dokter, saya dan Luis baru saja kenal. Bagaimana bisa Luis menjadi kekasih saya?" tanya Marey dengan tatapan bingung.

Dokter Chan mengambil nafas panjang.

"Sebenarnya Luis Frederick adalah Dean Luther kekasihmu Nona Marey." ucap Dokter Chan dengan tatapan penuh.

Marey menatap Dokter Chan dengan tatapan tak berkedip. Tak terasa air matanya menetes di pipinya.

"Tidak Dokter, Dokter pasti salah. Luis bukanlah Dean. Aku sangat mengenal Dean, wajah Luis dan Dean berbeda. Luis bukanlah Dean Dokter." ucap Marey dengan dada terasa sesak.

"Nona Marey, dengarkan saya. Saya harap setelah saya menceritakan semuanya. Nona Marey jangan mengatakan apa-apa dulu pada Luis." ucap Dokter Chan sekali lagi meminta Marey untuk berjanji.

"Ya Dokter, percayalah padaku. Aku tidak akan mengatakan apa-apa." ucap Marey menahan rasa sakitnya.

"Dean saat mengalami kecelakaan itu, mengalami luka sangat parah selain dalam keadaan koma wajah Dean juga hancur. Orang tua Dean membawanya ke New York. Dalam keadaan koma Dean menjalani operasi wajah. Hampir satu tahun Dean mengalami koma, kemudian sadar dan langsung menjalani terapi karena ada tulang punggungnya yang patah. Selama satu tahun, keadaan Dean membaik dan ingin menemuimu untuk menjelaskan semuanya. Tapi, di saat Dean akan pergi menemuimu Dean pingsan dan baru di ketahui kalau Dean sakit kanker darah stadium empat yang hidupnya tidak akan lama lagi." ucap Dokter Chan terdiam sesaat menahan rasa kesedihannya.

"Tapi, kalau Luis adalah Dean... kenapa Dean bisa menjadi Luis?" tanya Marey dengan dada semakin terasa sesak setelah tahu apa yang terjadi pada Dean.

"Karena Dean tahu, kamu sangat membencinya. Di saat Dean tahu kamu membencinya, Dean merubah indentitasnya agar bisa mendekatimu. Dean bersikeras ingin bersamamu dan membahagiakan kamu sebelum hidupnya benar-benar berakhir." ucap Dokter Chan menatap dalam wajah Marey yang sudah menangis tersedu-sedu.

"Saya minta pada Nona Marey, berikan Dean kebahagiaan dan maafkanlah Dean. Orang tua Dean melakukan hal itu karena tidak ingin Nona Marey berlarut-larut dalam kesedihan." ucap Dokter Chan dengan tatapan sedih.