Hoon menatap wajah Eun dengan sorot mata berkilat terang seperti petir di tengah hujan deras. Matanya menyimpan begitu banyak amarah karena ucapan wanita itu tadi.
"Berhenti menatapku seperti itu! Matamu seakan mau copot dan menggelinding ke lantai!" Desis Eun mencibir.
"Katakan itu pada dirimu! Bisa bisanya kau membuat lelucon dan memainkan perasaan adikmu!" Balas Hoon tak mau kalah sungut.
"Ah, aku kan hanya mengatakan apa yang menjadi kenyataan di dunia ini. Jangan kau selalu berpikir hubungan cinta berakhir manis dan penuh madu. Memangnya kau tak lihat bagaimana nuna mu ini berjuang!" Eun tak kalah ketus.
"Aku tak peduli dengan hubunganmu yang penuh Lika liku seperti benang kusut! Yang pasti jangan ucapkan kalimat seperti tadi! Kau mau adikmu ini terjun di sungai Han!" Pekik Hoon bangkit dari duduk dengan bertolak pinggang.
"Hah! Bahkan sungai Han akan menolak jasadmu!" Balas Eun tak bisa berhenti berdebat dengan adik laki lakinya itu.