Langit sore sangat biru, tetapi hatinya sangat rapuh dan mendung. Dia menatap ke langit, membayangkan apakah benar putrinya telah tiada? Atau apakah ini hanya mimpi? Jika mimpi, izinkan dia terbangun. Ini benar-benar mengerikan dan tidak akan tersimpan dalam memori.
Namun sialnya, bagaimana pun kita berusaha menolak sebuah kenyataan, kenyataan adalah tetap kenyataan, itu tidak bisa dibohongi. Putrinya sudah benar-benar tiada.
Ciuman manja yang diberikan putrinya di pipinya tadi pagi adalah ciuman terakhirnya. Senyuman itu pun sudah tidak akan bisa dilihat lagi, tetapi akan tetap terkenang hingga keabadian menghapusnya.
Mati sekali, hidup dua kali. Mereka pasti akan bertemu kembali di kehidupan yang sebenarnya di surga. Segala yang bernyawa akan kembali menghadap pencipta-Nya, tidak termasuk putri kecilnya. Tidak harus muda atau tua dulu, umur bukan penentu segalanya.