Wajah Jayden tertunduk saat keluar dari pintu apartemen Ratu. Bekas airmata terlihat jelas di sudut matanya. Seolah waktu melambat dan menancapkan duri-duri yang menyakitkan seiring langkahnya menjauh dari apartemen itu.
Sisa airmata yang sudah mengering tertinggal di wajah keduanya. Begitu Jayden masuk ke mobilnya, ia terdiam sejenak menyandarkan kepalanya ke kursi. Tak seperti sebelumnya, kali ini mereka benar-benar berpisah. Keberanian Jayden yang pernah ingin mempertahankan Ratu menguap entah kemana. Rasanya tak lagi memiliki pegangan dan kekuatan bagi kaki melangkah keluar, Jayden hampir tak sanggup berjalan.
Tak ada jalan untuk bersama namun kenyataan selalu mempertemukan mereka kembali. Jika sebelumnya selalu Jayden yang ingin pergi, kali ini Ratu yang telah menyerah. Dan tak ada yang bisa dilakukan Jayden selain menerimannya.