Telepon dari Anthony, Ayahnya membuat Jayden tak bisa berpikir. Kepalanya pusing seketika dan kerutan bertambah jadi tiga barisan lebih banyak. Tak sanggup berpikir sendiri, Jayden butuh bantuan. Ia akhirnya menghubungi Arjoona.
"Joona, aku gak sanggup mikir!"
"Lho kenapa?" sahut Arjoona setengah berteriak karena harus bersaing dengan suara lain.
"Bisa kita ketemu?" terdengar suara Rei di belakang Joona.
"Ah, tentu Jay. Datanglah ke rumah. Sekalian makan malam disini aja," ujar Joona masih diganggu oleh Rei. Jayden yang mendengar celotehan Rei yang belum terlalu jelas bahasanya hanya tersenyum.