Chereads / Dibatas Senja / Chapter 82 - BAB 82

Chapter 82 - BAB 82

Masa lalu Putri

Remaja putri usia genap 15 tahun putri masih duduk di SMP 9, namun tubuh gadis yang beranjak dewasa itu memang bongsor dan ukuran tubuh bak model dengan tinggi badan 160 cm, sepintas jika dilihat dari belakang seperti gadis kuliahan tapi tampak depan dengan wajah yang imut hanya saja remaja putri ini suka dandan ngikutin Instagram able. Tanpa disadari dandanan putri diluar pakem, yang seharusnya dia menutup sebagian aurat nya minimal bawahan standart nya yang digunakan dibawah lutut, nah mungkin kain yang dibeli kurang bahan al hasil yang dipakai celana pendek diatas paha dan kaos ketat tanpa lengan.

Beberapa Minggu putri tertarik anak lelaki temen kakaknya Abian Wisesa, dua kelas diatas putri, SMA kelas 11. Laki laki itu incaran temen temen putri, namun dia belum pernah berkesempatan nanya pada kak Abi tentang gebetannya, dia udah punya cewek belum ya.

Siang itu Putri pulang habis jalan bareng temen temen SMP alasan sama nyokap sih nyari buku mapel di salah satu toko buku besar di Mall, ada tujuan utama yang tidak terungkap alias tak tersampaikan apa lagi kalo bukan urusan nongkring di cafe, lanjut Wira wiri ndak jelas rencananya sih ngecengin cowok super ganteng pemilik cafe shohib terlengket kak Abi, eh salah info lebih tepat bapak nya yang punya.

Tiwas capek dak ada hasil, hem rugi deh bela belain nraktir para cecunguk bayaran omel Zara dalam hati terdalam.

"Assalamualaikum," suara seseorang dari luar pintu seperti sambil mengetuk tok tok tok

"Assalamualikum, bi" kembali terdengar suara laki laki. Putri menuju pintu rumah dengan malas karna rencana bermalasan di kamar jadi terganggu.

"Waalaikumsalam," jawab putri kemudian mencari tahu siapa yang bertamu. alangkah terkejut nya seseorang yang menjadi pikiran putri saat ini berada di depan nya dengan jarak yang amat dekat, laki laki itu mendekati Putri yang masih dengan wajah bengong nya, malu maluin aja tuh Put setiap diingat momen menyebalkan.

"Abi ada dek ?" suara ngebas yang terdengar seksi di telinga gadis remaja yang lagi tertarik dengan lawan jenis.

"Mas Abi lagi nganter ibu belanja kak, mau ditunggu di dalam aja kak," tawar Putri berharap masih bisa menikmati wajah ganteng di depan nya dengan sedikit lama, namun Ardan tetap tak bergeming tanpa ada niatan masuk. Sebenar nya Ardan risih lihat penampilan Putri yang hanya berbalut celana pendek di atas lutut banget.

Entah ada keberanian dari mana Putri mendekati Ardan, "Kak Ardan ya, " yang disapa salah tingkah gimana dak cowok yang digandrungi para cewek seantero esema favorit diibukota Jawa Tengah juga laki laki normal tentu tetep tergiur kemolekan gadis dengan kulit putih mulus yang saat ini di depan mata, seperti terhipnotis Ardan tidak bisa menghentikan langkah kaki mendekati gadis belia adik temen sekolah nya. Seakan ada magnet yang terus menarik nya untuk mendekat, entah setan darimana Ardan menatap putri dengan nafsu.

"Ayo kak, nunggu di dalam aja putri temani," suara putri manja dan menggoda iman, a ha gayung bersambut, tanpa memikirkan hal lain Ardan mengikuti langkah putri masuk ke dalam rumah yang ternyata sepi, pas banget.

Kedua remaja itu saling memandang penuh makna, Putri menatap Ardan malu malu tanpa tahu bahwa setiap lelaki dewasa punya naluri bejat, Ardan mendekat kedua tubuh mereka tanpa jarak, hingga Ardan dapat mencium aroma gadis belia ini yang ternyata membuat memanas seluruh tubuh Ardan, degup jantung Ardan memacu lebih kuat, didekatkan nya bibir milik nya pada bibir sensual Putri. Tanpa bisa dikendalikan, Ardan menikmati bibir merah delima itu dengan lembut, dipraktekkan nya seperti yang pernah dilihat nya di youtube bersama temen temen yang lain, ah ternyata rasa nya senikmat ini. Putri tertegun tak bisa bergerak dia dak tahu rasa apa ini karna baru pertama kali dia merasakan sentuhan lawan jenis, tanpa disadari keluarlah lenguhan indah menurut Ardan, yang semakin membuat nafsu keduanya tak dapat dihentikan dan lupalah segala nasehat tentang aturan norma dan agama yang seringkali didengar tak ingat lagi dengan seragam putih abu abu yang tadi dikenakan, setan tersenyum penuh kemenangan. Kedua remaja itu dak lagi ingat sejak kapan sudah berpindah ke kamar Putri, apa yang telah mereka lakukan yang tidak selayak nya dilakukan.

Tiba tiba ada suara dari luar, "Assalamualaikum, Putri," salam dari suara wanita tengah baya mengagetkan kedua remaja itu, Putri menatap dirinya tanpa sehelai benang pun begitu juga dengan Ardan, "Kak, bagaimana ini ?" gadis belia itu panik apalagi Ardan langsung turun dari tempat tidur yang sudah berantakan akibat ulah mereka, dan diambilnya seragam putih abu abu nya yang berserakan di lantai, "maaf kan aku," Ardan bigung harus ngomong apa,"Besok aku akan mencari mu di sekolah, kita bicara kan hal ini," Ardan melangkah ke luar, tangan Putri menangkap lengan Ardan, "Kak jangan tinggalin Putri, aku takut," putri berurai air mata, Ardan menyesali kelakuan nya yang dak bisa mengendalikan diri, Oh GOD aku telah melakukan dosa besar.

"Aku harus pulang nanti keluarga mu akan sangat marah, pakailah pakaianmu," Ardan menarik Putri memberikan dekapan dan memberikan pakaian yang tadi dibuang nya, "dada Ardan terasa sesak, " setelah putri tenang, keluarlah Ardan dari kamar Putri.

"Apa yang kamu lakukan pada adik ku," Langkah Ardan tertahan saat seorang laki laki sebaya nya menatap penuh selidik dan suara yang menggelegar menyapa nya.

"Maafkan aku, bi" Ardan tertunduk lemah tanpa mampu menatap mata hitam menantang dari temen baiknya.