"Ya itu derita kamu, Devan. Awas saja kalau sampai Cinta kenapa-kenapa gara-gara kamu.!" Bhita dan Nia mengancam Devan dan kini Devan menatab iba kepada kedua omnya itu tetapi mereka hanya mengangkat bahunya.
"Tante, Bhita, kalau hanya sekedar saja dan tidak lama-lama apakah boleh?" Bhita membelalakkan matanya. Dia benar-benar gemes terhadap Devan.
Setelah semua orang kembali, Devan segera menutup pintu dan segera memasuki kamarnya. Devan melihat Cinta yang sedang menyusui Axel yang sudah terlelap. Devan kemudian mengambil Axel dan menaruhnya di dalam boksnya.
"Kak Devan kenapa wajahmu seperti itu?" Cinta melihat Devan memperlihatkan wajah yang sangat kusut membuat Cinta merasa iba. Dia mengira Devan habis di marahi Tante Bhita atau Mama Nia.
"Kakak, kenapa kamu tidak menjawabnya? kenapa kamu diam saja?" Devan menatap istrinya dan wajahnya semakin memelas.