aisyah tertidur dengan nyaman di tempat tidurku, meski ditubuhnya menempel berbagai macam alat yang membantunya tetap bernafas,aku bisa melihat wajahnya bahagia.
" sayang...kau sudah kembali kerumah...apakah kau bahagia...?" aku membelai pipi istriku dengan penuh kerinduan.sepuluh tahun selalu mengunjungi makam yang ku kira adalah pusaranya, aku memeluknya sepanjang hari, ternyata dia tertidur dengan nyaman dan masih hidup.
aku bahagia melihatnya masih hidup, meskipun dia akan terus tertidur seperti ini...
" sayang...aku panggil faris dan ibu dulu ya...kau pasti sangat merindukan mereka." aku oun keluar dari kamar dan menelepon ibunya aisyah dan faris,,memang setiap hari sekolah faris di rumah neneknya, dan saat weekend faris akan menemaniku disini.
" assalamu' alaikum yah...ada apa...?" faris menerima panggilanku dengan cepat mungkin dia baru pulang sekolah.
" nak, datanglah kerumah, ada yang ingin ayah sampaikan padamu,dan itu sangat penting...'" aku juga memberitahu faris agar dia datang bersama neneknya.
" baik yah...aku akan segera berangkat...assalamu' alaikum..." faris mengucapkan salam dan akupun menutup telepon setelah menjawab salamnya.
beberapa saat kemudian.
" assalamu'alaikum...ayah...aku datang..." faris melangkah masuk dan bertemu denganku diruang tengah.
"wa'alaikum salam, sendirian? dimana nenekmu?" tanyaku pada faris karena dia ternyata datang seorang diri .
" nenek akan menyusul nanti yah...masih menyelesaikan pekerjaannya." faris menjelaskan padaku.
" faris...ikutlah sebentar .." akupun menarik tangan putraku memasuki kamar milikku.
"ssiapa dia yah...kenapa wajahnya mirip sekali dengan ibu...?"
aku menganggukkan kepalaku.
" kau benar...dia memang ibumu nak,,selama ini dia masih hidup hanya saja dia dalam keadaan vegetatif...doakan agar ibu segera sadar..." akupun menceritakan secara detail seperti cerita tabhita dan adrian.faris kemudian memelukku sambil menangis.
" ayah...bolehkah aku menyentuhnya...?" tanya faris dan akupun menganggukkan kepalaku.
dia menyentuh tangan aisyah kemudian menciumnya, airmatanya keluar dengan deras, faris sangat merindukan ibunya...
" ibu...bangun bu...faris merindukan ibu...faris ingin memeluk ibu...apa ibu tidak menyayangiku...ibu...bangunlah..." faris menangis tersedu- sedu, selama ini dia tidak mengenal ibunya kecuali hanya melihat fotonya..aisyah meninggalkannya sejak dia berumur setahun...kini usianya sudah sebelas tahun, dia sudah cukup mengerti tentang semua yang kami alami.
aku dan faris sangat bahagia, begitu juga kedua orang tuaku dan orangtua aisyah, meski aisyah belum bisa merespon kami, tetapi kami bersyukur masih bisa merawatnya dan melihat wajah cantiknya setiap hari.
aku bergantian dengan faris dan orangtuaku merawat aisyah dengan penuh cinta, setiap hari sepulang sekolah faris selalu berbicara dengan ibunya, aku sedih tetapi juga agak bahagia melihat interaksi faris terhadap ibunya.sesekali bhita dan dr.adrian mengunjungi aisyah, kami tidak bosan dan tidak lelah merawatnya.
hari berganti, bulan berlalu tahun pun berganti, tetapi aisyah tidak kunjung bangun dari tidur nyenyaknya.
" ayah..ibu..aku berangkat dulu...aku ada meeting penting hari ini...faris juga sedang ujian akhir nasional jadi mungkin dia akan datang saat libur." kataku berpesan kepada ibuku...
" iya do...kamu tenang saja..ibu akan menjaga menantu kesayangan ibu ini dengan baik..." ibu tersenyum mengantarkanku sampai ke pintu.
"aku berangkat bu... " akupun pergi kekantor dengan perasaan yang entahlah...bahagia, tetapi juga sedih...rasanya campur aduk.
***
aisyah pov
aku berjalan sangat jauh...banyak pohon- pohon disekelilingku dan jalan setapak yang sangat panjang tak berujung...aku berjalan dan terus berjalan, saat aku merasa lelah, akupun duduk beristirahat dan ketika lelahku pergi akupun berjalan lagi.pada akhirnya mataku menangkap cahaya yang sangat menyilaukan mataku,aku terus berjalan dan mendekatinya hingga cahaya itu benar- benar menusuk penglihatanku.mataku perlahan terbuka dan aku pun menemukan tubuhku berbaring dikamar ku dengan berbagai alat yang menempel ditubuhku, kulepas satu persatu alat - alat itu, dan akupun turun dari tempat tidurku, aku berganti baju dan aku akan ke rumah sakit untuk menemui tabhita.
aku pergi keluar rumah,,,aku agak asing dengan suasana disekitar rumahku yang banyak berubah, aku pun menyetop taxi dan aku menyebutkan nama rumah sakit tempat bhita bekerja. sepanjang perjalanan aku benar- benar bingung, semua sudah berubah...