"Sudah rapi. Mau kemana, Ma?"
"Mau ke makam mama Sinta, Pah."
"Oh, iya, aku lupa. Bagaimana, jadi makam mama dipindah?"
"Jadi, Pah. Mereka sudah selesai memindahkan makam mama Sinta. Jadi, mama mau pergi menabur bunga ke sana."
"Papa ikut."
Tristan menelepon asistennya untuk menunda jadwal hari ini. Ia lebih mementingkan keluarga dibanding perusahaan. Apalagi, sudah ada Raja yang memimpin bank Berkah.
Hari ini, Tristan harus rapat bulanan bersama Raja dan para investor. Namun, karena ada kepentingan, ia terpaksa mangkir dari rapat bulanan. Ia percaya, meski ia tidak hadir, Raja tetap akan memimpin rapat dengan baik.
Ia percaya dengan kemampuan Raja yang telah membawa bank Berkah dua tingkat di atas bank swasta lainnya. Sehingga, ia merasa sudah waktunya untuk mengalihkan bank itu atas nama Raja. Menyerahkan semuanya di tangan putranya adalah pilihan terbaik.
***