Hanya dua hari kami berada di rumah sakit di kota Abuja, aku memaksa untuk membawa Ben pulang kembali ke London, semua rencana yang telah kami atur mendadak buyar, dan aku terpaksa tidak jadi pulang ke Munich, bagiku keselamatan Ben adalah hal yang cukup penting, lagipula aku bisa mengerjakan semua tugas dan presentasiku via online.
Dalam keadaan seperti ini aku tidak mungkin memperhatikannya dalam diam seperti yang sebelumnya terjadi, aku melakukan sebagaimana perlakuannya ketika aku sakit dulu.
***
Aku baru saja memastikan Ben beristirahat dengan nyaman siang itu, ketika aku harus menghandle puluhan email kantor dari Jakarta dan Munich dan panggilan telepon dari Vanya dan Mr. Lie, keadaan tubuhku sedikit letih, ingin rasanya berbaring terlelap, sudah lebih dari seminggu lamanya semenjak perisitiwa penembakan itu, aku tidak bisa tertidur dengan tenang, perasaanku resah, penuh dengan kekhawatiran mengenai keadaan Ben, juga tanggung jawab pekerjaan.