"Masih terasa,
Semilir angin lembut memainkan helai demi helai rambutku,
Dibawah hangatnya sinar mentari yang menelusup hingga ke sel tubuhku,
Menatap takjub keagungan piramida yang berdiri dengan sombongnya, seolah tidak rela kujamah,
Menyusuri aliran nil yang tak pernah letih memberikan nilai kehidupan,
Rumah bagi perahu layar merentangkan sayap putihnya laksana kawanan burung terbang beriringan,
Menyimpan rapat lembar demi lembar kisah manusia.
Mesir yang indah, Aku akan kembali."
Kumatikan layar ipad setelah meninggalkan beberapa bait kata disana, pagi ini aku sudah duduk manis di kursi kabin pesawat yang akan segera membawa kami pergi meninggalkan Mesir.
Kutatap sekali lagi ke arah pemandangan di bawah sana, sebelum pesawat menjauh pergi dan awan menelan pandanganku, sungai nil tampak berkelok di bingkai oleh garis hijau dari pepohonan palem yang tumbuh disekitar di daratan kering berwarna kuning kemerahan.