malam terakhir di Casablanca, debar di dadaku kian menjadi, aku menjadi sangat cemas jika rencana kami berakhir sia sia.
Jika nanti rencana kami gagal dan tercium oleh suamiku, besar kemungkinan aku akan selamanya menjadi budak.
Aku bergidik mengingat hukuman cambuk yang akan menantiku di kemudian hari, kalau rencana kami sampai gagal.
Kuberusaha untuk tetap terlihat tenang di depan suamiku, Hafsa sudah minta cuti sehari sebelum dengan alasan kunjungan keluarga, aku berencana hanya akan membawa sebuah ransel kecil yang akan kuisi beberapa lembar baju ganti dan laptop untuk aku menyambung hidupku kelak.
Kupastikan semuanya telah tertata rapi sebelum merebahkan diri ke atas kasur, khawatir dan cemas terkadang datang menyapa, bayangan akan kebebasan sudah menari nari membuat ketidaksabaran itu kian mengusik istirahatku.
ini yang dinamakan nervous atau gugup.