Dua hari kemudian, Aryk sudah sehat kembali. Ia memberikan beberapa lembar uang kepada Azam, tapi laki-laki itu menolaknya dengan halus. Itu sudah kewajibannya, kata laki-laki itu.
"Semoga saja, kamu berhasil membawa istrimu kembali," ucapnya dengan tulus memberikan doa.
"Terima kasih, Pak. Saya harus kembali ke Jakarta. Masih ada beberapa urusan yang harus saya selesaikan. Setelah itu, saya akan mengejar Shani," ujarnya sambil tersenyum semangat.
"Ryk! Ayo," panggil Irgi.
Aryk berlari dan masuk ke dalam mobil. "Ke rumah Gheisha dulu," ucap Aryk kepada Irgi.
"Siap, Pak Bos!"
Irgi menyalakan mesin mobilnya dan melaju menuju rumah Gheisha. Tiba di depan rumah, ternyata Gheisha sudah berangkat ke resto. Sharmila juga sedang bersiap pergi bekerja.
"Bu!" seru Aryk dari dalam mobil.
Sharmila berhenti dan menoleh ke arah mobil. Ia menyunggingkan senyum tipis. Senang rasanya, melihat Aryk sudah sembuh.
"Sudah sehat?"
