Gheisha bekerja sebagai kasir, menggantikan pemilik resto yang selama ini memegang bagian pembayaran. Ia merasa lega, seolah ia sedang bekerja di minimarket kembali. Ia mengusap mesin kasir dan mengingat teman setia, sahabatnya yang paling sayang padanya, Yani.
Entah seperti apa keadaan Yani sekarang. Ia sangat merindukannya, tapi tidak bisa menemuinya. Ia memutus segala hubungan dengan masa lalunya.
Hari itu, ia pulang lebih awal dari yang lain. Imam memberikan hak istimewa kepada karyawan yang sedang hamil. Tidak hanya kepada Gheisha, tapi pada semua karyawannya. Resto itu tutup jam sembilan malam. Dan mereka yang sedang hamil diizinkan pulang jam tiga sore.
"Sha, yuk pulang!" ajak seorang karyawan yang tengah hamil enam bulan. Perutnya sudah membesar. Melihat perutnya, Gheisha tersenyum simpul.