Gheisha pergi ke minimarket bersama Johan. Ia lupa untuk membawa masker. Semoga saja tidak ada yang mengenaliku, batin Gheisha.
"Kamu masuk kuliah jam berapa, Jo?"
"Jam sebelas, Kak."
"Oh."
Gheisha menatap keluar jendela. Jalan itu sudah terasa akrab sekarang. Dulu, ia tidak pernah melewati jalan ini. Rumah Ikhmal tidak melewati jalur jalan raya nasional.
Tidak hanya jalan itu yang terasa akrab, apartemen Sammy pun sudah terasa seperti rumah sendiri. Meskipun, ia masih berharap bisa melunasi rumah peninggalan ayahnya. Gheisha mencoba mengikhlaskannya.
"Rumah kita … sudah terjual, ya?"
"Kemarin, Jo lewat di depan rumah. Memang sudah ada tulisan terjual. Kakak … masih belum rela?"
"Bagaimana bisa rela, Jo? Kakak sudah berusaha untuk mempertahankan rumah itu, tapi malah kena tipu. Hanya rumah itu yang membuat Kakak sangat bahagia."