Dandelion berdiri di depan lemari pakaian. Ia hanya menggunakan jubah mandi. Tubuhnya terasa lengket, jadi ia baru saja membasuh tubuhnya.
Tubuhnya berkeringat setelah menempuh perjalanan selama tiga jam dari Jakarta. Sementara ia memakai baju, Aryk sedang memasak di dapur. Ia membuat sosis panggang dengan peralatan yang ada di dapur villa itu.
Ia ingin merayu istrinya agar tidak lagi marah dan bersikap dingin padanya. Rasanya aneh melihat wanita itu tidak tersenyum dan selalu cemberut. Itu bukan sifatnya.
Geisha yang dikenal Aryk dulu adalah wanita yang suka sekali menggerutu dan banyak bicara. Tidak seperti Dandelion sekarang, yang mendiamkan dan jarang bicara dengannya. Bahkan, saat ditanya dia hanya menjawab seadanya, sekedarnya, dan hanya kata-kata singkat yang keluar dari bibirnya.
Setelah mengganti baju, Dandelion keluar dari kamar. Ia mengedarkan pandangan di sekitar ruang tamu, tetapi tidak menemukan sang suami. Mendengar suara dari dapur, ia melangkah kesana.