Dandelion sibuk merias diri setelah sarapan. Mereka sudah membuat rencana semalam. Hari ini akan pergi jalan-jalan bersama putra mereka, Sammy.
Sejak tadi, Aryk terus memandang wanita itu dengan wajah berseri-seri. Dandelion merasa risih, baru kali ini ia berdandan sambil ditatap sang suami. Ia menoleh dan bertanya.
"Apa yang kamu lihat, Mas?"
"Tidak ada." Ia menjawab singkat. Namun, senyuman di bibirnya tidak bisa membohongi pandangan istrinya.
"Kalau tidak ada, terus kenapa senyum-senyum sendiri begitu? Lagi memikirkan hal mesum ya," tuduh Dandelion.
"Tidak. Aku hanya sedang bahagia," kilah Aryk.
"Bahagia karena apa?"
"Sepertinya, kita akan kedatangan anggota keluarga baru," jawab Aryk sambil melirik ke arah perut istrinya.
Dandelion menunduk. "Oh …. Kamu pikir aku hamil?"
"Memangnya Tidak?"
"Tidak." Dandelion merapikan make-up di wajahnya, lalu bangun. "Memangnya kamu tidak tahu? Baru dua hari yang lalu, aku selesai datang bulan."