Gelap…. Pengap…. Dan Penuh Bau Tak sedap
Mikaela membuka matanya, terkejut dengan keadaannya sekarang. Kedua tangannya dipaku dengan paku perak, tubuhnya dirantai dengan rantai yang bercahaya putih juga, setiap kali tersentuh , rasa terbakar menjalar di bagian tersebut, rasa sakit yang membuatnya ingin mati, tapi anehnya dia hanya merasa lemah dan maut tidak kunjung menjemput. Darah mengalir melalui luka di kedua tangannya, menetes di ujung kakinya. Dibawahnya terdapat baki kayu yang setengahnya berisi darah.
Mikaela hanyalah gadis biasa, bagaimana mungkin menerima hukuman sekejam ini ? Apalagi dia tidak tau menahu apa sebabnya. Semua terasa normal, kehidupannya di asrama universitas sebuah kampus di kota Y, Mikaela hanyalah seorang mahasiswi sarjana teknik. Orangtuanya pegawai negeri yang mempunyai uang yang cukup untuk menguliahkannya dan kedua kakaknya sampai sekolah tinggi. Sebagai gadis biasa, Mikaela juga mempunyai pekerjaan sampingan di sebuah toko pulsa untuk menambah uang sakunya untuk membeli kebutuhan pribadi.
Di toko pulsa tersebut, awal perjumpaannya dengan El, seorang lelaki dari kampus sebelah yang bisa dibilang tampan dan memiliki kharisma tersendiri. El yang sering sekali membeli pulsa disitu selalu mengajak mikaela untuk mengobrol. Awal dari pertemanannya berkembang seiring waktu berjalan. Dari awalnya yang hanya mengobrol, El mulai menaawarkan untuk antar jemput Mikaela untuk pergi ke kampus dan bekerja.
Awalnya Mikaela menolak , dia sadar diri dengan penampilan dan statusnya. El bisa dibilang orang kaya, rumahnya merupakan sebuah villa setinggi 3 Lantai. Rumahnya pun bergaya eropa Klasik dengan garis berwarna emas di beberapa sisi permukaan dindingnya. Stasiun tv seringkali menawarkan rumahnya guna syuting sinetron, tapi selalu ditolak oleh ayahnya. Ayah El adalah seorang pengusaha batubara di pulau K, dia mempunyai 4 perusahaan yang tersebar di pulau tersebut. Ibunya El pun bukan orang biasa, dia adalah seorang mantan artis film layar lebar. Semenjak menikah dengan ayahnya El, dia mulai meninggalkan dunia hiburan dan berbisnis di salon dan butik.
Keluarga El adalah keluarga yang baik, tidak satupun orang yang menentang hubungan El dengan Mikaela. Mikaela pun sering sekali bermain playstation dengan adik El yang masih sekolah dasar. Kebersamaan Mikaela dan El bisa dibilang seperti mimpi, tidak pernah ada masalah.
Sayangnya suatu hari, karena kepolosannya, Mikaela suatu hari dirayu temannya satu kampus untuk mencoba masuk ke diskotik. Teman Mikaela menganggap kepolosan Mikaela sebagai batu sandungan untuk masa depannya. Magsud mereka baik mengajarinya tentang kehidupan tapi sayangnya cara yang mereka pakai sangat buruk. Mikaela yang merasa terasing di diskotik meminta El Untuk menjemputnya, sayangnya ketika keluar diskotik , dia bertemu sekelompok pemuda mabuk yang tiba-tiba menghantamkan botol minuman ke arahnya. Kaget dan sakit, itulah yang dirasakan Mikaela.
Darah hangat mengucur dari kepalanya. Pandangannya mulai kabur dan gelap. Hal terakhir yang dilihatnya adalah El yang menangis berteriak memanggilnya, kemudian dunia merasa menghilang dari hadapannya.