Seorang gadis mungil tampak terlihat damai di tidur siangnya. Gadis itu masih setia memeluk guling pink sambil bergelung nyaman dibawah selimutnya. Gadis itu adalah arabelle,gadis yang kehidupannya berubah 180 derajat.
30 menit kemudian,arabelle terbangun dari tidur siangnya. Matanya terbuka secara perlahan,mengerjap kecil untuk memperjelas penglihatannya. Ia memandang sekitarnya dan sekilas beberapa kejadian berputar di kepalanya. Ia beranjak dari tempat tidurnya,kemudian bergegas membersihkan wajahnya. Arabelle memilih keluar untuk melihat kondisi rumahnya saat ini.
Arabelle berjalan perlahan membuka pintu kamarnya,ia memperhatikan sekelilingnya. Ia menyadari betapa besar rumah yang ditempati nya itu bahkan rumah tersebut tak hanya memiliki tangga tapi juga memiliki lift saat pandhita mengantarnya ke kamar dengan menaiki lift. Arabelle berdecak kagum,sungguh indah pikirnya. Ia tak pernah membayangkan akan berada disini sebelumnya,selama ini dia hanya hidup sederhana dengan sang mama.
Kakinya melangkah pelan menuruni tangga menuju ruangan keluarga,matanya memandang sekeliling disana terlihat seseorang yang sedang bersantai di salah satu sofa panjang sembari menonton tv. Arabelle terdiam ditempatnya ia sama sekali tak mengenalinya.
Dia adalah adelio anak bungsu pandhita yang sangat tengil,adelio melirik ke arah suara yang mengganggu Indra pendengarannya. ia membelalak kaget melihat seorang gadis yang berdiri mematung di belakangnya,dia mengingat-ingat tentang siapa gadis tersebut. sekelabat bayangan muncul begitu saja saat beberapa hari yang lalu ia tak sengaja mendengar kakeknya,argani,Stella beserta papi dan maminya membicarakan gadis yang katanya keluarga mereka.
"tidak mungkin!" ucapnya pelan
Adelio berdiri,dan berjalan menghampiri gadis itu. Matanya membulat setelah melihat dengan sangat jelas beberapa kemiripan dengan anggota keluarganya. bahkan matanya sangat mirip dengan seseorang pikirnya tapi siapa yang punya mata seperti itu? ia mulai berfikir. oh iya kak Bima juga memiliki warna mata ini pikirnya.
"benar! dia adikku"ucapnya dengan sangat pelan.
Adelio tanpa pikir panjang memeluk tubuh gadis yang dihadapannya,bertahun-tahun dia menunggu kedatangannya. Dia sangat ingin melihat wajah bayi yang dulu sering bermain dan tidur selalu bersama dengannya karena umur mereka berpaut tidak terlalu jauh. Ia juga sering mendengar cerita tentang gadis itu dari bunda dan maminya.
Arabell menegang mendapati perlakuan seperti itu,apa yang harus dilakukannya sekarang? Siapa pria yang sembarangan berani memeluk ku seperti ini?
"akhirnya kamu kembali!" Adelio menundukkan wajahnya bermaksud untuk melihat dengan jelas wajah adiknya. Arabell yang melihatnya pria di depannya mengerutkan kening,ia sangat bingung.
Tidak ingin membuat Arabell bingung,adelio memegang tangan arabell mengajak nya ke salah satu sudut yang menampilkan foto keluarga mereka. Adelio menunjuk salah satu foto bayi yang tersenyum sangat manis dipangkuan sebelah kanan Thomas kakeknya sedangkan dipangkuan sebelah kiri Thomas seorang bayi dengan wajah jutek.
"ini kamu arabelle keluarga Carlos,ini aku kakak mu adelio!" menunjuk dirinya difoto kemudian menunjuk dirinya.
Arabelle tersenyum memperhatikan foto dan orang di depannya,mengapa wajah kecilnya lebih imut dibanding sekarang? pikirnya. Ia pun menahan tawa memikirkan nya.
Adelio yang menyadari dirinya ditertawakan,tampak merenggut. Tapi ia bahagia melihat arabell tertawa dengan sangat manis menampakkan lesung Pipi yang mirip dengannya. Sedang kan yang lainnya tidak mempunyai lesung pipi sama sekali. Ia menyadari persamaan nya dengan arabell dan tersenyum.
"sayang sudah bangun?" ucap Stella yang menghampiri keduanya. "Lapar tidak?" belum sempat arabell membalas pertanyaan pertama stella,ia memberikan pertanyaan lagi tanpa menunggu jawaban arabell.
"bunda!" adelio merengek karena Stella mengganggu waktu mereka.
"eh kamu siapa?" cengir Stella dengan nada jahil.
"aku anak tetangga sebelah,tapi tak dianggap anak!" adelio membalas Stella dengan tatapan jahil.
Stella tertawa mendengar adelio merenggut " sayang kenalin ini kakakmu namanya adelio,anak bungsu mami pandhita." ucap Stella sembari mengelus tangan sang putri.
"welcome home my princess!" ucap adelio sembari merentangkan tangannya kehadapan arabell,untuk meminta agar arabell memeluknya.
Arabell yang tidak ingin sang kakak kecewa beranikan diri memeluk adelio,meskipun dia merasa sedikit canggung.
Adelio memeluknya dengan sangat erat dan sesekali mengecup rambut arabell yang wangi jeruk. Ia bahagia,tentu saja malahan sangat bahagia.
"sudah..sudah... ayo kita makan dulu!" stella melepaskan tangan adelio dari arabell,ia kemudian memegang tangan arabell membawanya turun dengan lift menuju meja makan. Adelio yang juga tak ingin menghilangkan kesempatan indah tersebut ikut memegang tangan arabell yang sebelahnya. Mereka beriringan menuju lift untuk turun ke lantai bawah tempat makan berada.
Arabell sangat bahagia dengan kebersamaan saat ini, ia ingin selalu seperti ini dicintai dan disayangi oleh keluarga lengkap meskipun sang ibu saat ini adalah ibu sambung tapi pertama kali bertemu hatinya mengatakan ya dia adalah ibu kandungku,bukan ibu sambungku.