Brakk
Suara pintu yang terhempas keras mengagetkan para maid yang sedang membersihkan rumah. Louis berjalan masuk ke kamarnya setelah seharian menghilang. Sang Beta hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang Alpha yang tidak seperti biasanya.
Sesampainya di kamar, Louis menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur king size nya. Matanya terpejam dan perlahan nafasnya kembali teratur. Sebulir air mata menitik di ujung matanya.
Sudah sekian lama dia tak menangis. Yang di ingatnya saat terakhir itu adalah saat ayahnya sang Alpha Jordan dan ibunya meninggal saat peperangan besar dua belas tahun yang lalu.
Ayahnya adalah seorang Alpha yang kuat dan hampir seluruh klan werewolf tunduk padanya. Tapi sayang, karena seorang pengkhianat yang saat itu sangat di percaya oleh ayahnya lah yang menyebabkan kematian mereka berdua. Mereka meninggalkan Louis sendiri.
Menurut ramalan, klan mereka bisa kembali kuat bila sang Alpha menikah dengan seorang wanita yang memiliki darah suci. Dan wanita itu adalah Arumi. Gadis cantik yang telah dinikahi oleh Devan, si vampir s****n itu.
Arrgh..
Teriak Louis kembali mengagetkan seisi mansion. Para maid segera berlarian menuju tempat yang aman. Sementara Alfer, sang Beta segera melangkah menuju kamar sang Alpha.
"Kau kenapa, Louis? Mengapa Kau bersikap seperti ini? Kau seperti bukan Louis yang Aku kenal. Louis yangyang Ku kenal adalah orang kuat dan pantang menyerah," kata Alfer sambil mengguncang tubuh Louis agar tersadar dari keterpurukannya.
"Aku terlambat, Alfer. Dia sudah menjadi milik vampir s***** itu. Hilang sudah harapanku untuk kembali membangun klan Kita jaya seperti dulu," kata Louis lirih sambil mengepalkan kedua tangannya erat.
"Aku punya rencana Louis. Mungkin dengan rencana ini Kita bisa berhasil," kata Alfer sambil tersenyum menenangkan sang Alpha.
"Apa rencanamu?" tanya Louis dengan pandangan bertanya-tanya. Lalu Alfer membisikkan sesuatu pada telinga sang Alpha. Sesaat kemudian Louis tersenyum dan mengangguk tanda ia menyetujui saran Betanya.
"Mari Kita laksanakan rencana itu. Kau siapkan segala sesuatunya. Besok pagi Kita jalankan sesuai rencana," kata Louis sambil tersenyum.