Chereads / 36 Cara Mengejar Cinta Istri / Chapter 8 - Malam Pertama

Chapter 8 - Malam Pertama

Namun, saat itu tidak terjadi apa-apa di antara keduanya. Walaupun setelah kejadian itu, Dexter selalu menekankan tentang Kaili yang `merebut benihnya`, yang mana awalnya pun Kaili berpikir telah terjadi sesuatu bahkan berniat meminum obat penggugur kandungan, tetapi Dexter selalu berhasil menangkap basah dirinya dan tidak jadi meminum itu. Pun saat itu, dia tidak merasa ada yang aneh dengannya. Dan memang tidak ada janin seperti yang Dexter katakan. 

Kala itu betapa sangat indah, Dexter yang kerap kali menggodanya, dengan beralaskan `keturunan` setiap kali bertemu. Ada canda, kehangatan, cinta dari setiap ucapannya.

"Kau sudah merebut keturunanku!"

"Jika kali ini gagal, maka tinggal lakukan lagi sampai jadi anak."

"Itu `benih` pertamaku, dia berharga bagiku.."

Begitu Dexter selalu menggodanya. Membuat Kaili semakin lama nyaman dengan hal itu. Tetapi mengingat kenyataan bahwa dirinya akan dijodohkan, dengan terpaksa Kaili harus menolak semua rasa yang timbul di hati. 

Hingga malam itu pun terjadi, malam kelabu yang ingin dibuangnya jauh-jauh. Saat itu dirinya mabuk sampai tidak sadarkan diri. Seorang lelaki bajingan mengambil keuntungan darinya. Meniduri dan meninggalkannya begitu saja. Bahkan ada sepucuk surat yang bertuliskan, "DENGAN BEGINI,, KEBENCIANMU PUN BERALASAN!" Sepucuk surat yang mematahkan seluruh harapan Kaili untuk hidup. Bukan saja hanya menikmati tubuhnya tanpa Izin, bahkan pria itu memberinya penghinaan yang begitu hebat, dengan meninggalkan surat `bunuh diri` seperti itu.

Flashback``**`` 

Kaili terbangun dan merasakan ada sesuatu yang sangat mencengkeram di kaki. Sangat sakit. Tanpa sadar, karena masih dalam pengaruh rasa kantuk yang luar biasa, Kaili menggeliat, ingin meluruskan tubuh.

"Auhhh... kenapa semakin sakit? Ada apa di celah-celah kedua kakiku?"

Namun, segera matanya melihat sekeliling, tempat ini tampak berbeda, ini bukan kamar kebanggaannya, tempat ternyaman untuk melepaskan kelelahan, baik tubuh dan juga batinnya.

Tanpa sengaja, Kaili menyentuh dadanya, barulah dia sadar bahwa dia telanjang. Tidak ada sehelai benang pun menempel di tubuhnya.

"Aaahhh..." Kaili menjerit dengan panik. Dia sangat terkejut mendapati diri yang hanya dalam balutan selimut, dan kini selimut itu pun telah melorot hingga ke perut.

Dengan tangan gemetar, Kaili menarik kembali selimut tersebut agar membungkus tubuhnya yang telanjang dan segera mencari tahu apa yang telah terjadi.

Di alas tempat tidur yang berwarna putih, Kaili melihat adanya bercak tanda darah.

"Darah?" Kaili langsung pucat pasi, pikirannya langsung membawanya ke pikiran yang aneh-aneh. Seakan sedang ditimpa sesuatu yang berat, Kaili terpaku, terdiam dan membeku. Ia tidak sanggup meneruskan perkataannya. Air mata mengalir dengan begitu natural membasahi tulang pipinya.

Dengan mencoba memberanikan diri, Kaili melihat seluruh tubuhnya. Ada banyak bekas-bekas 'Kiss mark' yang kini telah berubah warna menjadi keunguan. Sangat banyak, memenuhi setiap inci tubuhnya, dari leher hingga pangkal paha.

"Sangat MENJIJIKKAN!!!" 

Siapa pun bisa tahu, bahwa seseorang yang melakukan hal itu adalah seseorang yang haus akan nafsu. Orang itu sangat liar dan buas.

Kaili menangis mencoba mengingat yang telah terjadi, tetapi tidak ada satu hal pun yang berhasil tersisa dalam ingatannya tentang kejadian semalam.

Yang dia ingat adalah, Leo datang dan berbicara dengannya. Setelah itu Leo berjanji akan meminta teman wanitanya untuk menemani Kaili yang saat itu tengah sendirian, tetapi teman wanita Leo tidak datang.

Hanya itu yang dia ingat!!

Tidak... tunggu, Kaili ingat ada seorang lelaki yang menyentuhnya, tetapi wajahnya sangat tidak jelas. Apa pun yang dikatakan lelaki itu, dia tidak mengingatnya sama sekali. 

(Efek alkohol yang diminum Kaili, membuatnya lupa dengan kejadian 30 menit sebelum meminum minuman keras tersebut.)

"Aku diperkosa... tetapi siapa?"

Kaili menyentuh bercak merah tersebut. Noda darah itu masih merah dan belum sepenuhnya kering, seakan baru saja terjadi.

"Darah keperawananku?"

Kaili pernah mendengar tentang malam pertama seorang wanita, bahwa akan ada keluar darah dari bagian inti tubuhnya. Selain itu, dia juga mendengar bahwa rasanya sangat sakit, seperti daging yang dirobek dengan paksa. Juga, seluruh kaki akan terasa sangat sakit, dari pangkal paha hingga mata kaki, dan itu terjadi sekarang.

"Bukannya, Dexter telah merenggutnya saat kami berdua di bawah pengaruh mabuk tempo hari?"

"Pantas saja, pada saat itu, selain bekas-bekas ciuman, aku tidak merasakan sakit apa pun di seluruh tubuh. Semuanya seperti biasa saja, tidak seperti apa yang di katakan oleh orang-orang kebanyakan tentang malam pertama. Orang-orang berkata jika malam pertama itu akan membuat daerah kewanitaan kita sakit, dan juga kedua kaki. Jadi malam itu Dexter tidak menyentuhku hingga mengambil kesucianku? Dia hanya berbohong saja? Tetapi, aku sudah menaruh curiga bahkan membencinya tanpa alasan. Padahal malam itu akulah yang menggodanya dan dia tidak mengambil keuntungan dari itu." Memikirkan tentang hal itu, air mata Kaili mengalir semakin deras.

Entah karena merasa bersalah kepada Dexter yang sudah membencinya tanpa alasan. Entah juga karena merasa tersentuh, Dexter tidak mengambil kehormatan pada malam itu. Artinya, Dexter menghargai sebagai seorang wanita yang terhormat, sekalipun saat itu Kaili dalam keadaan tidak sadar, dan mungkin saja karena dia juga sangat tidak rela jika malam pertamanya direnggut orang lain dan itu bukan Dexter.

"Pantas saja, saat itu Dexter sangat marah ketika aku meminum obat penggugur kandungan, itu karena dia tahu kami tidak melakukan apa pun dan meminum itu akan mempengaruhi kesehatanku, tetapi kenapa dia berbohong?" Kaili dia sangat syok juga sangat frustasi.

Flashback off ``**``

Hingga, sejak saat itu, sikap Kaili semakin dingin pada Dexter. Melakukan segala cara untuk menjauhinya, termasuk melontarkan penghinaan yang begitu tidak berberasan agar Dexter membencinya dan memang itu terjadi.