Dexter menepati janjinya, dia pasti akan menceritakan kejadian kemarin siang padanya. Secuil apa pun kesalahpahaman, Dexter tidak mengizinkan itu terjadi. Dia tidak ingin, jarak menuju hati Kaili semakin jauh.
"Kau ingin mulai dengar dari mana, hmm?" ucap Dexter tenang, seakan posisi seperti ini tidak masalah baginya.
"Kau... eh, lepaskan aku!" Kaili sedikit kikuk, tetapi Dexter malah santai saja.
"Tidak mau! Katakan, apa yang ingin kau dengar?" Napas Dexter terasa hangat saat berbicara, menembus kulit Kaili yang begitu halus dan lembut. Tiga kancing baju teratas Kaili tadi sempat terbuka, wajah Dexter yang menempel di dadanya tanpa ada penghalang langsung mengenai kulitnya. Napasnya pun terasa sangat jelas. Bahkan dengan nakal, Dexter sesekali mengecup pemisah antara dua gundukan itu dengan bibirnya yang basah.