Beberapa jam sebelumnya, di tempat yang berbeda.
Sebuah kedai sepi menjadi pilihan dari dua orang yang duduk, yang saling berhadapan satu sama lain. Kali ini tatapan keduanya menatap dengan cara yang berbeda, tidak ada kesan ramah yang diberikan oleh keduanya.
Seperti menatap musuh yang sudah lama tidak bertemu, dan siap mengeluarkan senjata rahasia yang siap untuk dilontarkan.
"Ehemm..." David sedikit berdeham saat melihat Naomi masih menutup rapat mulutnya.
"Terimakasih karena kau sudah memenuhi undanganku," ucap David memulai percakapan.
"Heh, aneh sekali. Padahal kau sendiri yang bilang tidak ingin dihubungi dan...sebenarnya aku sangat malas untuk bertemu denganmu, Tuan David," ucap Naomi kesal.
"Dia menjadi orang yang sangat berbeda, apa orang ini memiliki bipolar. Kalau bukan karena dia menyebutkan nama Catalina, sudah pasti aku pun tidak akan bertemu dengannya," pikir Naomi sambil memicingkan matanya dengan wajah yang menunjukkan kegeraman.