"Hana!"
"Hana."
"Ah, yasudah lah."
Chris pun sudah malas ikut campur ke dalam urusan Hana, lagipula gadis itu sangatlah keras kepala. Kini, bagian dirinya beristirahat dengan red wine yang masih tersisa di gelasnya.
Kepergian Hana yang tidak dapat di cegah itu pun membuat ia merasa, kalau tidak seharusnya masuk ke dalam hidup gadis pembunuh itu. Sudah memiliki sistem keamanan yang sulit di retas, bahkan hanya ingin masuk ke dalam sesuatu yang berhubungan dengan gadis itu harus disertai dengan pemindaian identitas.
Dan kini, ia lebih baik jadi penonton di kala saat yang menegangkan seperti ini. Ia dengan sangat cermat mulai menatap seorang gadis yang sedang bertarung dengan robot wanita, konyolnya lagi kenapa mereka gemar sekali mengobrol satu sama lain? Terkadang pihak gadis yang menyunggingkan senyuman penuh kemenangan, tapi beberapa detik kemudian si robot wanitalah yang tertawa dengan nada meremehkan.