Hari sudah berganti malam. Nona membuka matanya secara perlahan.
"Di mana ini?" Nona terlihat bingung. Ia memperhatikan kamar yang kini ia tiduri. Kamar itu bercat hitam dengan kombinasi abu-abu. Nona kembali mengingat kejadian sebelum dirinya tidak sadarkan diri. Wanita itu kembali ingat dengan Leon. Sebelum Nona memejamkan mata, Nona melihat seseorang menusuk perut Leon hingga membuat pria itu terluka dan mengeluarkan banyak darah.
"Aku harus segera pergi meninggalkan tempat ini," ujar Nona. Ia menurunkan satu persatu kakinya dan menginjak lantai dengan kaki telanjang. Nona berjalan ke arah pintu. Ia ingin segera kembali ke rumah sakit. Nona sangat mengkhawatirkan keadaan putra semata wayangnya saat ini. Ia tidak mau buah hatinya celaka.
Langkah Nona terhenti ketika ia tidak berhasil membuka pintu kamar berukuran besar itu. Ia berusaha keras menarik handle pintunya. Namun, sia-sia saja. "Bagaimana caranya agar aku bisa meninggalkan tempat ini!"