Nona membersihkan bibirnya yang baru saja di cium oleh Bryan. Ia terlihat tidak suka. "Apa yang kau lakukan?" protes Nona sambil menatap wajah Bryan.
"Kau lupa dengan kalimat yang aku katakan di mobil tadi? Kau harus melakkukan apa yang aku inginkan termasuk ciuman seperti ini. Kenapa juga kau terus memandang wajah Franz? Apa kau ingin berdansa dengannya?"
Bryan mengukir senyuman kecil. Pria itu melekatkan ujung jarinya di bibir Nona dan mengusapnya dengan lembut. Setelah itu, ia melekatkan jarinya di bibir miliknya sendiri. Mengisyaratkan sebuah gerakan jika mereka sedang berciuman bibir.
"Anggur yang ada pada jamuan bisnis ini lumayan enak," ucap Bryan dengan tatapan sensualnya. "Apa kau tidak mau menikmatinya?"