Seperti sedang menang undian. Begitulah kira-kira girangnya hati Calista. Calista mengangguk setuju. Ia mengukir senyuman bahagia. Malam indah penuh cinta yang selama ini ia harapkan akan segera menjadi nyata. Kedua tangannya melingkar indah di leher jenjang Franz. Apapun yang ingin dilakukan oleh Franz malam itu, Calista sudah siap menerimanya.
Franz mengukir senyuman. Sebuah kecupan ia berikan di pucuk kepala Calista. Tangan Calista yang ada di leher jenjangnya juga sudah ia turunkan dan ia letakkan di atas sofa.
"Pakai bajumu, aku mau mandi dulu," bisik Franz mesra. Pria itu menyunggingkan senyuman sebelum beranjak dari tubuh Calista. Dengan wajah yang santai dan sangat tenang, Franz berjalan menuju ke arah kamar mandi.
Calista mengumpat kesal ketika ia mendapat penolakan dari Franz. Selama hampir empat tahun bersama, Franz belum pernah mau menyentuhnya. Calista merasa kecewa dan sakit hati.
"Kenapa dia tidak pernah tergoda dengan rayuanku!"
***
