Waren tersadar dari lamunan singkatnya. Pria itu memandang wajah wanita yang kini berbaring di sampingnya. Satu kecupan ia daratkan di pucuk kepala wanita yang sudah menemani dirinya hampir sepuluh tahun itu.
Kimmy membuka matanya. Ia mengukir senyuman dan menarik leher Waren. Kecupan hangat ia daratkan di bibir pria berstatus suaminya itu. "Kau belum tidur? Hemm?"
"Aku memikirkan Tuan Franz," ucap Waren dengan wajah yang serius.
Kimmy mengeryitkan dahi. Wanita itu segera duduk agar bisa melihat jelas wajah suaminya. "Kenapa dengan Tuan Franz?" tanyanya penasaran.
"Beberapa minggu yang lalu, Tuan Franz menanyakan data tentang musuh yang pernah menyerang mereka lima tahun yang lalu. Aku sudah mengirimkan data itu kepadanya," jawab Waren apa adanya.
"Lalu, di mana masalahnya?" tanya Kimmy lagi dengan wajah bingung.