"Momochi, ada apa?" Paul memegang lubdak Momochi ketika wanjta itu keluar dari ruangan dokter dengan wajah sedih.
"Aku hamil." Momochi menghapus air matanya yang kini menetes. Paul mematung ketika mendengar kalimat tersebut.
Paul harus kembali kecewa. Hatinya terluka ketika mendengarkan kalimat yang baru saja diucapkan Momochi. Saat ia begitu memuja dan menjaga wanita yang ia cintai, lagi-lagi takdir harus berkata lain dan membatasi mereka dengan cara seperti ini.
"Anak ini … apakah kau memiliki kekasih?" tanya Paul dengan wajah pura-pura tidak tahu. Sebenarnya di dalam hatinya sudah menggeram tidak karuan.
"Ya," jawab Momochi tanpa berani memandang wajah Paul. "Tapi, dia sedang memiliki banyak masalah saat ini. Aku tidak bisa mengganggunya dengan begitu kehamilanku."
"Momochi …."
"Ya."
"Ayo kita menikah!"