Bryan menjatuhkan tubuhnya di kursi kerja. Ia memandang wajah Mark yang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaannya. Apa lagi yang dipikirkan oleh Bryan selain mencari cara agar wanita yang ia incar itu ada di dalam ruangannya. Hanya berdua.
Bryan memikirkan cara agar Mark tidak ada di ruangan itu untuk mengganggunya. Sambil memandang layar laptop dengan ekspresi wajah sok sibuk kerja, Bryan sesekali melirik wajah Mark. Aneh tapi nyata. Padahal dia atasannya. Tapi seolah-olah kini ia takut terhadap Mark.
Bryan mengambil kopi yang telah tersedia di atas meja. Iya meneguknya secara perlahan seolah-olah sedang menikmatinya. Itu Mark belum juga mencurigai tingkah laku Bryan yang aneh. Bryan meletakkan gelas kopinya kembali ke atas meja. Ia memukul meja kerjanya dengan jari sambil menatap layar laptopnya lagi.
"Bos, saya harus mengantar file ini ke perusahaan Xx." Mark memberikan berkas tersebut kepada Bryan untuk di periksa. "Tapi, jika Anda tidak mengizinkan-"
