"Leon? Apa maksudmu kakakku? Leonidas si pria payah yang sangat bodoh. Mengejar cintanya hingga rela berubah menjadi pria paling bodoh di dunia ini. Kau samakan aku dengannya?"
Pria itu berjalan mendekati Nona. Ia memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana. "Sintia, jangan sama kan aku dengannya. Dia pria baik sebenarnya. Kau saja yang tidak pernah mau memberinya kesempatan."
Pria itu berdiri di depan Nona. Memegang rambut Nona dan memainkannya dengan senyuman licik.
"Walau dia sudah merelakan kau bahagia dengan Franz Rainer, tapi aku sebagai adiknya tidak terima. Aku tidak mau melihat kau bahagia setelah menyakitinya. Aku bahkan memiliki niat untuk membunuh putramu itu. Tapi, saat aku tahu kalau kakak ku sangat menyayangi anak kecil itu, aku mengurungkan niatku untuk melukainya."