"Franz, hentikan. Bukan seperti itu caranya! Bagaimana kalau dia benar? Bagaimana kalau dia memang bukan Nona?" Bryan yang saat itu merasa tidak tega berusaha melepas tangan Franz.
"Kalau saja dia juga benar adalah Nona, kenapa kau tega menyiksanya seperti ini?" sambung Bryan lagi.
Franz melepas cengkeramannya. Ia menatap dalam-dalam wajah wanita itu. Kedipan mata dan tatapan mata wanita itu sama dengan tatapan Nona. Franz merasa wanita itu benar-benar Nona.
"Tuan, maafkan saya jika ada salah. Tapi, jangan siksa saya seperti ini." Wanita itu menghapus air matanya. Tangannya gemetar karena ketakutan.
"Anna," ucap Franz dengan nada yang jauh lebih lembut. "Sayang, apa kau ingat denganku? Aku Franz, suamimu."
Wanita menatap wajah Franz dengan saksama sebelum akhirnya ia mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Maaf, Tuan. Sepertinya Anda salah orang. Saya bukan Anna. Nama saya Sintia."
