Vanesa membuka matanya dengan napas yang terputus-putus. Mimpi buruk itu seperti nyata baginya. Ia segera mengambil segelas air minum yang ada di atas nakas dan meneguknya hingga habis. Kepalanya terasa pusing akibat terlalu banyak minum anggur tadi malam.
Setelah meletakkan gelas kembali ke atas meja, ia mengusap keringat yang berkucur deras di dahinya. Vanesa mengusap wajahnya dan kembali mengingat mimpi buruk itu.
"Aku tidak bisa terus-terusan seperti ini. Aku harus mengambil tindakan," ucap Vanesa dengan tatapan yang sangat kacau. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak bebas di kasur. Ia menekan nomor telepon yang sudah sejak lama ia ingat.
Setelah panggilan tersambung, Vanesa segera melekatkan ponselnya di telinga. Wanita itu menatap langit cerah di balik jendela.
"Kita harus bertemu," ucap Vanesa tanpa mau basa-basi.