Nona membuka matanya saat merasakan rasa panas yang begitu luar biasa. Matanya kesulitan untuk terbuka sempurna. Ada cahaya terang yang menyinari wajahnya. Bahkan cahaya terang itu berhasil menembus ke dalam matanya meskipun dalam keadaan terpejam. Keringat berkucur deras membasahi tubuh Nona. Ia juga merasakan haus yang laut biasa. Tenggorokannya kering. Bibirnya pucat bahkan pecah-pecah.
Suara sepatu terdengar jelas mendekati posisi Nona berada saat itu. Tapi, Nona tidak bisa melihat dengan jelas keadaan sekitar. Bahkan kini ada di mana ia juga tidak tahu. Cahaya terang itu benar-benar menghalangi penglihatannya.
"Franz," lirih Nona dengan suara yang serak.
Nona merasa tubuhnya kini dalm posisi duduk di kursi kayu. Kakinya dan tangannya di ikat. Ikatan itu sangat kuat hingga setiap kali Nona menggerakkan tubuhnya perutnya seperti tergesek tali tersebut. Ada rasa sakit yang ia rasakan.
