Nona membuka matanya ketika mendengar suara sepatu yang berbentur lantai semakin dekat dengan posisinya kini berada. Wanita itu mengangkat kepalanya dan kembali memberanikan diri untuk melihat sosok yang akan muncul di hadapnya. Bibirnya pucat karena Nona kedinginan. Napasnya juga sesak karena ia tidak berhasil menemukan oksigen yang bersih di dalam ruangan tersebut.
Pintu terbuka secara perlahan. Beberapa pria muncul dan berdiri menatap wajah Nona. Mereka berjalan mendekati kursi yang di duduki Nona. Tidak selang beberapa detik setelah pria berbadan tegap itu muncul, Bryan juga muncul di dalam ruangan tersebut. Pria itu memegang senjata apinya dan menatap wajah Nona dengan tatapan kebencian. Tidak ada lagi rasa simpati di dalam hatinya ketika melihat penampilan Nona yang acak-acakan saat itu.
