Aku berjalan kembali sembari merenung.
"Aku bisa lihat dengan jelas, ketakutan mereka terhadap ku. Sialll!!!! apa saja yang telah tubuh ini lakukan??"
"Nona"ucap Xin Er
"Ada apa?"
"Terimakasih sudah membawa saya berjalan-jalan keluar"ucapnya dengan senyuman termanis.
"Cihh"
"Nona, apa saya boleh minta sesuatu?"
"Katakan!"
"Semenjak saya di angkat menjadi pelayan pribadi Nona, Ibu saya di pulangkan karena sakit, dan semenjak itu saya tidak bertemu dengan Ibu saya lagi. Kalau berkenan, apakah Nona bisa mengijinkan Saya untuk pulang beberapa hari ini?"ucapnya takut.
"Hm?"
"Jika Nona tidak berkenan, saya tidak akan memaksa untuk..."
"Kita pulang sekarang"
"Baik Nona"ucapnya lesu.
Kami pun pulang dengan cara yang sama. Setibanya di Paviliun Yu Huan, aku segera berendam dengan air panas yang sudah disiapkan Xin Er saat tiba tadi.
"Ahhh nyaman"ucapku.
"Nona, baju ganti Nona sudah saya siapkan"
"Sebentar lagi, kau keluar dulu. Nanti ku panggil lagi"
"Baik Nona"ucap Xin Er berpaling.
"Humm, menjadi Nona Besar ternyata menyenangkan"ucapku tertawa geli. "Untuk selanjutnya....aku harus ada persiapan. Aku yang dulunya pemalas dan sekarang harus terjebak di dalam tubuh gadis yang semuanya harus terencana. Rasanya menggelikan....untuk sementara aku harus mencari informasi tentang orang-orang, walau di ingatan gadis ini semuanya tertera jelas tapi dia menganggap semuanya sebagai pengganggu. Huhhhhhh......berenkarnasi ke dalam tubuh gadis jahat, menyebalkan"
"Nona...."
"Ada apa?"
"Nona Yu Hui menunggu Anda di ruang baca"
"Kenapa lagi anak satu itu, Xin Er berikan pakaian ku!"
"Baik Nona"
Aku segera berpakaian, beberapa pelayan memberi sentuhan make up tipis dan menyisir rambut ku. Setelah semua selesai, aku segera berjalan menuju ruang baca diikuti Xin Er di belakang ku.
Aku mulai memasuki ruang baca, dan senyuman Yu Hui pun terpancar.
"Kak Yu Huan, wahh kau sangat cantik"
"Ada apa mencari ku?"
"Kemari duduklah sebentar"
Perlahan aku mendekat dan duduk di hadapan Yu Hui, wajahnya yang berseri-seri tampak begitu membuatnya semakin cantik. Rambut putihnya tersibak karna hembusan angin dari jendela. Tangan lentiknya mulai membuka barang bawaannya dengan anggun.
"Aku mencoba beberapa resep kue, aku ingin kakak mencicipinya"
Ku ambil sepotong kue itu tanpa ragu, dan ku gigit kue stroberi itu.
"Bagaimana?"
"Lumayan"
"Ahh terimakasih"ucapnya dengan senyuman manis dan terlihat sangat senang.
"Apa perlu sampai segitu senangnya?"
"Bukan begitu, hanya saja aku suka perubahan kakak saat ini"
"Oh"
"Minggu depan adalah ulang tahun Adik ke-5, apa kak Yu Huan akan datang?"
*Adik ke-5 adalah Putri Xuan Li, punya karakter manja dan cengeng
"Mungkin"
"Benarkah?"
"Akan ku pikirkan lagi"
"Baiklah....kak Yu Huan, sebenernya aku....."
"Permisi Nona Yu Huan"ucap seorang pelayan.
"Ada apa?!"
"Selir Yue meminta Anda untuk datang ke paviliun nya, saya sudah menolaknya seperti peraturan yang Anda buat Nona, tapi Selir Yue memaksa....."
"Katakan saja besok pagi aku akan datang menemuinya"
"Ehh...?"
"Kau bisa pergi"
"Baik Nona, akan saya sampaikan"
"Kita lihat, rencana apa lagi yang akan kau buat Selir Yue"batinku dengan senyum sinis.
"Kak Yu Huan, kakak jangan menemui Selir Yue....dia berulang kali jahat terhadap kita"
"Aku tau...kau jangan khawatir"ucapku dengan senyuman termanis ku.
"Baiklah"Yu Hui pun membalas senyuman ku.
Malam hari...
"Nona, makan malam telah siap"
"Tunggu aku di luar"
"Baik Nona"ucap Xin Er keluar.
Seketika seorang pria dengan pakaian serba hitam dan penutup wajah pun masuk melalui jendela. Lantas berjongkok menunduk hormat,
"Lapor Jendral"
"Ada apa?"
"Jadi ini Lin Zhao, mata-mata yang menjadi bawahan Yu Huan. Kerennnn"gumanku. Rambut merah bermata ungu dengan badan yang sigap tinggi dan dagu yang tegas, seakan mengabdi padaku.
"Ada berita penting tentang perbatasan Utara"
"Lanjutkan...!!"
"Saya menyelinap ke kamp dan menemukan beberapa kejanggalan, dan yang Nona perkiraan benar"
"Ahhhh...bisa kau jelaskan?"
"Mampuslah aku, aku tak mengerti apa yang dimaksud"
"Apa Nona....lupa?"
"Aaahhh...itu.....ku bilang jelaskan!!!"
"Maaf Nona, Komandan Li Tae yang menjadi pemimpin di perbatasan Utara menghilang secara mendadak dan saya menemukan ini di kamp nya"ucapnya menyerahkan sebuah kertas.
Kuambil kertas itu dan ku buka...
"Apa ini..... maksudnya?"
"Hah??"ucapnya terkejut.
"Jangan bertele-tele, katakan saja!!"ucapku dengan wajah memerah.
"Itu adalah peta bagian Utara, tanda x itu adalah wilayah rakyat miskin yang sedang terkena bencana alam. Apa Nona sudah lupa bahwa.....?"
"Semenjak aku sakit, ada beberapa ingatan yang sulit ku ingat. Jadi tolong jelaskan lebih detail padaku"
"Baik Nona, bagian Utara sangat sering terkena bencana. Nona memasok ribuan liang emas untuk membantu keringanan bencana disana, dan ini (sembari memberikan buku kecil) ini adalah catatan pemasukan disana, orang yang menjadi pemegang keuangan mengatakan bahwa hanya 50% dari pasokan yang Nona berikan yang masuk dalam catatan keuangan"
"Tunggu, Li Jian bukannya orang ku?"
"Benar Nona, dan....."
"Aku mengerti, terus awasi kamp Utara dan berusahalah mencari keberadaan Li Tae entah dia hidup atau mati"
"Baik Nona"
"Pergilah"
Pria itu pun pergi dengan cepat. Aku segera makan malam.
"Hmm. Rasanya ada yang kurang, apa aku rindu kehangatan di rumah? Disini memang semua ada, tapi aku merasa tetap sendirian"keluhku sembari melanjutkan makan.
Setelah selesai, beberapa pelayan membersihkan meja. Xin Er mengikuti ku ke kamar, lantas menyisir rambut panjang ku.
Ku lihat wajahnya yang lesu dari pantulan kaca di depanku. Ku buka laci di meja depanku dan ku ambil beberapa liang emas serta perak, lantas kumasukkan kedalam kain kecil dan membungkusnya.
"Xin Er!"
"Ahh iya Nona?"
"Ku beri waktu 1 Minggu untukmu pulang"
"Ahh?"
Aku pun berbalik menatapnya.
"Ulurkan tanganmu!". Ia pun menurutinya, ku berikan buntalan kain tadi. "Bawa ini dan pulanglah seminggu kemudian"
"Nona...."
"Ingat seminggu! hanya seminggu, mengerti??!!"
"Terimakasih Nona"ucapnya menangis sembari memelukku.
"Iyaiyaa!!! lepaskan!!!"
"Satu Minggu kemudian saya akan kembali, saya berjanji"
"Berhati-hatilah!"
"Baik Nona, besok setelah menyiapkan air mandi dan sarapan untuk Nona, saya akan segera berangkat"
"Tak perlu, masih ada pelayan lain yang bisa menyiapkannya untuk ku"
"Baik Nona, kalau begitu saya permisi"
"Iya, beristirahatlah!"ucapku dengan senyuman termanis ku.