Ian mendecak lelah. Sebenarnya ia memahami perasaan Calvin, namun Troy dan Jita Kyoei adalah prioritas utamanya. "Aku paham, tidak mudah menjadi pahlawan yang berjuang seorang diri. Tapi aku harap kau juga bisa menghormati pilihan Troy. Baginya, Judo dan Jita Kyoei adalah separuh nyawanya. Jadi dia memang bisa menjadi cukup egois jika berkaitan dengan itu."
Calvin mengangguk, "Aku mengerti."
Baru saja Calvin mengatupkan bibirnya. Troy datang dengan wajah yang sudah terlihat santai. Lalu ia kembali duduk di kursinya yang berada dekat dengan televisi.
"Jadi.. Apa perlu kita langsung menyerang semua markas Hell Gate saja?" Tanya pria itu sembari mengambil console game yang berada di dekatnya.
Semua yang berada di sana lantas menatap Troy tidak percaya.
"Kenapa? Kalian keberatan?" Tanya Troy dengan wajah polos. Semua lantas menggeleng bersama.