Kedua telapak tangan itu mengepal keras. Emma masih berdiri di depan pintu rumah sakit yang terdapat kaca kecil di tengahnya. Ia menatap apa yang berada di dalam kamar itu. Empat ranjang dengan seorang pria di setiap ranjangnya. Keempat pria itu tidak sadarkan diri. Mereka berada dalam kondisi kritis setelah dihajar habis-habisan. Setiap dari mereka, setidaknya mendapatkan dua patah tulang di bagian tubuhnya.
"Penjagaan markas kami sudah tidak seketat dulu. Itulah yang menjadi alasan anggota kami tidak menyadari ada yang berhenti di depan gerbang, sehingga kami baru menemukan mereka di jam empat pagi." Ucap Marcel dengan wajah marah bercampur sedih. Rasanya sangat menyakitkan melihat temannya sendiri harus berada di dalam kondisi mengenaskan seperti ini karena tugas yang ia berikan.
"Dokter mengatakan mereka sudah cukup lama didiamkan di udara dingin. Untung saja mereka cukup kuat untuk tetap hidup dalam kondisi seperti itu." Ucap Troy.