Emma mendecak pelan. Ia memejamkan matanya erat sembari menggeleng pelan, "Levi.."
Tiba-tiba Levi menarik tangan Emma. Gadis itu sangat terkejut begitu merasakan tubuh hangat tersebut sudah membungkusnya, di dalam mobilnya sendiri, teritorinya. Keterkejutan itu membuat Emma tidak dapat bergerak. Ia berusaha mencerna apa yang terjadi. Mengumpulkan kewarasannya yang terpecah berhamburan bagai pecahan-pecahan kaca.
"Seumur hidup, aku hanya pernah memohon satu kali, yaitu kepada ibuku. Dan kini aku melakukannya untuk yang ke dua kalinya kepadamu. Memohon kepada orang lain adalah hal yang tidak mudah bagiku. Tapi, aku benar-benar memohon padamu, Emma. Ini sangat berarti untukku, meski terlihat sangat sederhana di matamu." Ucap pria itu tanpa mengendurkan pelukannya sedikit pun.