"Siapa dia bukan urusan Ibu," potong Abi, menggeser tubuhnya secara alamiah ke arah Amanda untuk melindungi Amanda. Menatap ibunya dengan tatapan tidak suka.
Karina tidak mengalihkan pandangannya. Dia tetap fokus meneliti tampilan Amanda. Dari atas, ke bawah lalu ke atas lagi. Menurutnya secara fisik, Amanda cukup lumayan, tapi dia harus mengetahui lebih lagi tentang gadis ini.
Amanda mundur selangkah, menelan ludah dengan susah payah. Sejujurnya dia merasa gentar. Dia sudah bertemu dengan banyak orang mengerikan, tapi ini Ibu Abi. Orang yang melahirkan satu-satunya lelaki yang dia cintai. Amanda tidak mungkin bersikap kasar pada wanita ini, karena wanita ini adalah calon mertuanya. Terlalu dini mungkin, tapi dia ingin serius dengan Abi, jadi wajar saja dia harus mengalah.
"Saya..".
"Enggak usah dijawab" potong Abi lagi, tubuhnya sudah berada tepat di depan Amanda, menutupi seluruh tubuh Amanda. Menghalangi ibunya untuk "menguliti" Amanda dengan tatapannya.