Di sudut lain, tepatnya di sebuah kamar hotel mewah yang ada di daerah Denpasar, sepasang anak manusia sedang bergumul panas setelah menghabiskan waktu di sebuah Night Club dan kini berakhir di tempat tidur dengan tanpa ikatan. Terdengar desahan yang saling bersahutan menjadi alunan musik menjijikkan yang entah sudah berapa lama tak kunjung berhenti.
"Aahh aah aah terus sayang," desah seorang wanita menahan nikmatnya. Sedang sang pria dengan tato di pundaknya terus mempercepat ritme goyangannya membuat sang wanita semakin kelojotan.
"Oooh kau masih saja sempit sayang padahal sudah banyak laki-laki yang memasukimu," geram sang pria di sela-sela desahannya.
"Aah sshh aah sshh ... aku tak tahan a-aku aku ...," keluh wanita yang akan sampai puncaknya.
"Tunggu aku Jessica sayang," lenguh sang pria dan tak berapa lama akhirnya mereka pun mendapatkan pelepasan haram untuk kesekian kalinya.
"Aaaahhh!" erang mereka bersamaan seraya sang pria yang ambruk di atas tubuh si wanita yang dipanggilnya dengan nama Jessica.
Jessica Anderson adalah wanita yang sudah lama memendam cinta pada Aldy, tapi harus menerima kenyataan bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Jessica merupakan teman kuliah Nico di Singapura dan tanpa sengaja berkenalan dengan Aldy di sebuah pesta yang diadakan keluarga Nico beberapa tahun yang lalu. Sejak saat itulah Jessica berusaha mendekati Aldy walau usahanya selalu nihil karena selalu menadapat penolakkan dari Aldy. Bukan karena kurang cantik, tapi karena Jessica bukanlah wanita idaman Aldy, apalagi dia selalu berpenampilan layaknya seorang wanita murahan. Bahkan, keberadaan Jessica sering membuat Aldy risih karena selalu bergelayut manja seperti jalang.
Jessica adalah wanita yang boleh dikatakan seorang jalang karena sangat gemar melakukan One Night Stand. Hal itu tak luput dari sepengetahuan Aldy yang sudah mendengar kebiasaan wanita itu dari sahabat baiknya, Nico, tapi Aldy tak pernah mau ambil pusing dengan hal itu karena apapun yang dilakukan Jessica bukanlah urusannya, apalagi dia selalu bersikap masa bodo akan keberadaan Jessica. Dengan kata lain, Aldy memang tak sedikit pun menaruh hati pada wanita penggila sex itu dan lebih memilih seolah tak tahu kebiasaanya dengan dunia malam.
"Jess, gimana hubunganmu dengan Aldy, sudah ada kemajuan atau masih diam di tempat?" tanya pria bertatoo yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Alot, Der!" jawab Jessica yang sedang duduk masih dengan selimut yang masih menutupi tubuh telanjangnya.
"Tapi aku dapat kabar katanya sekarang Aldy sedang ada di Bali juga untuk liburan, ini jadi kesempatan untuk mendekatinya," jawab Jessica dengan wajah penuh semangatnya karena mengetahui keberadaan sang pujaan hati.
"Kenapa sih kamu segitu tergila-gilanya dengannya, segitu terobsesinya kamu ingin jadi nyonya Aldy?" sahut pria bertatoo yang bernama Derry dengan wajah penasaran.
"Itu salah satunya, Der, aku juga ingin jadi nyonya Aldy yang kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan. Selain itu, aku juga penasaran rasanya dimasuki terong dia, pasti enak!" jawab Jessica tak berdosa seraya menunjukkan wajah mesumnya.
"O, jadi barangku ini masih belum bisa ya membuatmu puas. Padahal aku rasa itu-nya si Aldy sepertinya tak terlalu besar dibandingkan milikku!" timpal Derry seraya menarik tangan Jessica dan mengarahkannya ke bagian itu-nya.
"Mana aku tahu, Der, 'kan kamu tahu kalau aku belum merasakannya dan cuma dalam mimpi, tapi jujur, milikmu ini enak!" sahut Jessica dengan wajah menggodanya sambil meremas milik Derry sehingga membuatnya kaget.
"Shitt! Lo bikin dia bangun lagi Jessica Anderson. Sekarang puasin gue lagi!" cetus Derry langsung menarik tengkuk Jessica dan melumat kasar bibirnya.
Adegan panas pun dimuali lagi, lagi dan lagi. Boleh dibilang, Derry adalah seorang teman ranjang Jessica yang paling lama berhubungan dengannya karena biasanya, Jessica hanya melakukan hubungan badan sekali dengan pria berbeda, tapi lain halnya dengan Derry yang selalu berujung tempat berlabuh Jessica dalam urusan ranjang ketika tak ada partner yang mampu memuaskan hasratnya. Derry adalah seorang pria mapan serta karir cemerlang karena merupakan seorang pengacara dan cukup terkenal. Entah kenapa Derry juga suka berlama-lama menjalin hubungan kotor seperti itu, padahal banyak wanita cantik dan baik mengharapkan cintanya.
Dahulu, Derry adalah pria baik dan sangat setia serta mencintai pasangannya, bahkan sudah bertunangan dengan gadis yang sudah dia pacari sejak masa kuliah. Saking cintanya, Derry bahkan tak ada niat menyentuh gadisnya sebelum mereka sah menjadi suami istri. Segenap cinta dia curahkan pada tunangannya, hingga suatu hari, dia memergoki tunangannya sedang bercinta di apartemen ketika mengunjunginya untuk memberi kejutan. Dia yang tahu sandi apartemen tunangannya langsung masuk tanpa curiga dan betapa hancur hatinya ketika dia melihat gadis yang dia puja selama ini digagahi pria lain.
Sejak kejadian kelam itu, Derry tak percaya lagi akan adanya cinta suci. Semua hanya palsu dan demi uang semata. Dia pun mulai gemar bercinta dengan wanita dan untuk pertama kalinya dia bercinta dengan seorang gadis perawan yang dia temui di pantai Kute dan entah di mana gadis itu berada sekarang karena dia bagai lenyap setelah dia bangun di pagi hari tanpa gadis itu di sisinya.
2 jam kemudian, Jessica sudah rapi dengan make up serta pakaian yang menggugah selera pria hidung belang yang tentu jika berminat akan dipersilakan oleh Jessica untuk mencicipinya. Derry sedang duduk di ruang tv sambil meminum kopi hitam yang masih hangat. Matanya melirik pada Jessica yang keluar kamar dan sedang memakai high heels. Derry akui jika Jessica memang sangat cantik dan selalu merawat tubuhnya, bahkan lemak pun enggan menyambangi tubuhnya.
"Der, aku berangkat dulu ya!" kata Jessica yang masih mengenakan sepatunya.
"Iya, hati-hati dan semoga sukses!" sahut Derry melirik datar.
"Sukses apaan?" sahut Jessica bingung.
"Dapatin Aldy!" jawab Derry menyeringai.
"Oh. Ya sudah, aku pergi dulu!" pamit Jessica yang tetap keluar walaupun sudah larut karena ada janji dengan seseorang di Club.
Selepas kepergian Jessica, Derry menyandarkan punggungnya ke sofa. Mata tajamnya menatap langit-langit ruangan. Pintasan memori tentang gadis yang direnggut keperawanannya setahun lalu selalu mengusik pikirannya di sela kesendiriannya. Ada rasa bersalah di hatinya karena telah menodai gadis tak dikenalnya itu, tapi sudah sekian lama pula Derry mencari keberadaan gadis itu, tapi masih saja nihil. Setiap akhir pekan, Derry selalu datang ke tempat di mana untuk pertama kalinya dia bertemu gadis itu berharap akan bertemu lagi. Jauh di dalam hati Derry, dia berharap segera menemukannya dan berdoa jika gadis itu belum menikah agar dia bisa menikahinya.
"Di mana kamu sekarang?" gumamnya lirih.