Café Media
Kedua mata Kay yang berwarna hijau terang tersebut tak henti-hentinya bolak-balik memandangi kedua pasangan rupawan yang tengah duduk di depannya dengan kening berkerut bingung. Sementara Jade sendiri juga menunjukkan ekspresi yang sama kuatirnya.
"Siapa yang sedang mencarimu, Kay?"
"Ja….Jadi kalian bukan orang dari desa??" tanya Kay sekali lagi dengan nada gugup yang luar biasa. Kelihatan sekali ia berusaha setengah mati untuk menenangkan dirinya sendiri. Buku-buku jarinya mulai memucat akibat gadis ini mencengkram tali tas selempangnya kuat-kuat.
"Be…benar kalian tidak sedang mencariku kan?"
Bibir Kay sekarang gemetar ketakutan dan hampir menangis. Melihat reaksi gadis muda tersebut, Arissa langsung jatuh iba dan menggenggam tangan Kay untuk menenangkannya.
"Shhhhh…. Shhhhh… sudah… sudah…. Kenapa? Ada apa? Apa yang bisa kami bantu untukmu?"
Kay menggelengkan kepalanya keras-keras. Sekarang air matanya benar-benar sudah tumpah ke kedua pipinya.
"Maaf… "