Si kembar Dinata yang menyenangkan!
Si kembar Levine yang misterius!
✓✓✓
Ketika si kembar Dinata sampai di rumah, Ayah dan Bunda Anne masih berada di ruang tamu. Mereka tengah menonton film.
"Ayah, Bunda, kami pulang," ujar Kla dan Fe bersamaan. Mereka menatap satu sama lain lalu terkikik pelan.
"Oh, kesayangan Ayah dan Bunda sudah pulang!" kata Ayah.
Ayah dan Bunda Anne tidak memalingkan wajah mereka dari televisi. Film yang sedang ditayangkan adalah UNDERWATER.
"Ih! UNDERWATER!" seru Fe.
Untungnya mereka tidak menonton UNDERWATER di bioskop tadi. Kalau tidak, setelah pulang dari sana, mereka akan menyesal karena menghabiskan uang, padahal ada acara gratis di televisi.
"Loh? Tadi kalian tidak jadi nonton bioskop ya?" tanya Bunda Anne.
"Nonton, Bun .... Tapi bukan nonton UNDERWATER. Tadi Fe maksa buat nonton film horror. Kla kan jadi takut." Kla mengatakan hal tersebut sambil bercanda.
"Aduh, pria mana boleh takut, Kla. Lemah kamu. Ayah saja tahan nonton film horror. Masa anak Ayah engga?" kekeh Ayah.
"Apaan sayang?" tanya Bunda Anne dengan sebal seraya mencubit perut datar Ayah, "Kamu tidak berani menonton film horror ya! Terakhir kali kita kencan, kamu malu-maluin. Berteriak keras di dalam bioskop. Apanya yang berani?"
"Oh ... ternyata Ayah juga tidak berani menonton film horror ya ...." Fe dan Bunda Anne saling bertatapan dan tersenyum jahil. Lain kali mereka berpikiran untuk menjahili Ayah dan Kla.
"Ya sudah, mandi dulu gih ... kalian asem." Bunda Anne berkata, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke layar televisi.
"Oke, Bun." Kla dan Fe segera pergi dari ruang tamu.
"Oh ya, Bun, Fe taruh belanjaan di meja dapur ya!" seru Fe dari dapur.
"Iya, sayang!" Fe dapat mendengar seruan balasan dari Bunda Anne. Dia lalu menyusul saudara kembarnya ke lantai atas.
✓✓✓
Kla dan Fe keluar dari kamar mereka masing-masing secara bersamaan. Insting sepasang anak kembar memang selalu tepat sasaran. Mereka terkekeh pelan. Apalagi saat melihat mereka memakai baju couple rumahan yang santai sebagai baju tidur.
Kla merangkul bahu Fe. Mereka bersama-sama pergi ke ruang tamu untuk bergabung bersama Ayah dan Bunda Anne.
Sesampainya di ruang tamu, Kla dan saudari kembarnya mengambil posisi duduk di sofa sebelah kiri yang masih kosong. Mereka ikutan menonton film UNDERWATER yang sedang ditayangkan. Mereka semua terlalu serius menonton, sehingga tidak ada suara yang terdengar sedikit pun di sana, kecuali suara-suara yang muncul dari benda persegi bercahaya yang sedang mereka perhatikan.
Setelah film itu selesai, Kla berseru, "Yey! Film tadi seru sekali."
"Kla ...." Bunda Anne memanggil namanya. Pastilah bukan untuk sesuatu yang baik, karena wajahnya sudah berubah menjadi sangat serius.
Aduh! Pasti Fe mengatakan gossip aneh lagi tentang aku ke Bunda .... Dasar Felisha Archaios Dinata!seru Kla dalam hatinya sambil menatap dengan tatapan jengkel ke arah saudari kembarnya, Felisha Archaios Dinata.
Fe hanya menutup mulutnya dengan tangan, berusaha untuk menahan tawanya yang akan pecah. Maaf ya, Kla. Ini sebagai balasan karena kau sering membuat adikmu yang satu ini kesal hingga ke ubun-ubun, batinnya merasa tidak bersalah. Dia menatap saudara kembarnya dengan tatapan mengejek dan penuh kemenangan.
Lihat saja, Felisha .... Jangan salahkan aku karena kau sudah mengabaikan instingku! pikir Kla. Dia membalas menatap saudari kembarnya dengan tatapan yang seolah mengatakan: "Kau akan kena juga, Fe Sayang!"
Fe menatap tajam ke arah Kla: "Beranikah kau?"
"Hayo .... Jawab dengan jujur loh! Siapa pacarnya Kla? Kata Fe bule ya? Hebat banget kesayangan Bunda bisa membuat bule kepincut sama dia," goda Bunda Anne.
Memang tidak sepenuhnya salah sih .... Seira memang kepincut dengan dirinya. Tapi, untuk melanjutkan sebuah hubungan sih belum ya. Kla juga sudah memberikan kejelasan kepada Seira sendiri dan juga kedua orang tua Seira, bahwa dia masih belum bisa melanjutkan hubungan yang lebih dalam dari sekadar pertemanan dengan Seira untuk saat ini. Dan, bukan berarti ke depannya Kla bisa menyukai remaja perempuan itu.
"Kla tidak punya pacar, Bun. Kla tadi hanya kenalan dengan seorang gadis yang kebetulan wajahnya mirip bule. Lagian, gadis yang bernama Seira itu punya kembaran laki-laki juga loh, seperti Kla sama Fe," jawab Kla dengan tegas. Dia ingin meluruskan segala kesalah-pahaman yang terjadi di sini.
"Cari pacar sana, astaga .... Sudah umur tujuh belas tahun loh! Masa ga laku-laku?" tanya Bunda Anne.
"Anak kita bukan tidak laku, sayang. Laku sih laku parah. Cuma ya mereka belum menemukan pasangan yang cocok saja," kata Ayah membela Kla dan Fe.
"Ya sudah," kata Bunda Anne menyudahi, "sudah boleh tidur ya. Sudah jampir jam satu malam loh! Tidak baik remaja begadang, nanti kelihatan dua kali lebih tua dari umur aslinya."
Kla dan Fe mengangguk paham. Mereka segera meninggalkan ruang tamu, pergi menuju kamar mereka.
"Fe, mau tidur dimana?" tanya Kla pada saudari kembarnya.
"Hayo ... pasti takut didatangi The Invisible Man ya?" goda Fe. Dia tahu sekali saudara kembarnya itu tidak akan bisa tidur jika tidak ditemani oleh seseorang. "Kan? Benar kan?"
"Iya, adikku sayang. Aku takut didatangi. Makanya, malam ini, kau tidur di kamar Kla saja ya." Kla mengakui bahwa dia takut akan didatangi oleh pria di dalam film tersebut.
"Iya Kla, iya .... Hanya untuk malam ini!" Fe memutar bola matanya malas. Dia paling tidak bisa menolak permohonan orang lain, apalagi jika orang tersebut sudah memasang tampang memelas kepadanya. Jadi, mau tidak mau, remaja perempuan itu harus tidur di kamar saudara kembarnya malam itu. Hanya untuk malam itu saja.
Sebelum masuk ke kamar Kla, Fe terlebih dulu mengambil novel THE LADY OF QUALITY di kamarnya. Novel itu dia gunakan sebagai selingan agar dia bisa cepat tidur.
Kla sudah bersembunyi di balik selimut ketika saudari kembarnya masuk ke dalam kamarnya. Dia tidak bisa tidur karena membayangkan pria yang ditontonnya di film THE INVISIBLE MAN tadi datang untuk menghantuinya. Dia bahkan cukup kaget saat saudari kembarnya merebahkan diri di atas kasur. Sepertinya dia mengalami paranoid yang cukup parah.
Puk! Puk! Puk! Fe menepuk tubuh Kla pelan. "Maaf ya," katanya dengan nada menyesal, "aku mendahulukan kesenanganku. Lain kali, kita tidak akan menonton film horror lagi."
Kla yang mendengar Fe berkata demikian, perlahan-lahan ketakutannya mulai sirna. Kecemasan yang bergejolak di perutnya seperti angin topan mereda. Pikirannya yang sedari tadi berlarian akhirnya kembali tepat di tengah kepalanya. Kemudian, pemuda itu tertidur pulas.
Fe yang mendengar saudara kembarnya sudah mendengkur, memutuskan untuk membuka buku novel dan membacanya secara perlahan. Dia mengabaikan notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya dan mengaktifkan mode pesawat. Dia tidak ingin kencannya dengan buku novel kisah klasik karya GEORGETTE HEYER itu terganggu.
Setelah menguap untuk kesekian kalinya, Fe memutuskan untuk segera tidur, karena fokusnya sudah terpecah menjadi dua kubuh antara masih ingin melanjutkan membaca buku novel dan juga ingin segera memejamkan mata.
Fe menaruh buku novel di meja yang terletak tepat di sebelah kasur Kla, di sebelahnya. Dia menyembunyikan seluruh tubuh dan wajahnya di bawah selimut, sedikit tidak tenang mendengar suara anjing menggonggong di pagi buta. Tak lama kemudian, remaja perempuan itu akhirnya tertidur pulas.
Pagi harinya, sekitar pukul tujuh pagi WIB, Kla sedikit kaget menemukan wajah saudari kembarnya berhadapan dengan wajahnya. Dia mengembuskan napas lega. Setidaknya, itu bukanlah wajah hantu pria menyeramkan dari film. Karena ada Fe di sana, tidurnya menjadi sangat nyenyak.
Kla mengubah posisinya, dari berbaring menjadi duduk bersandar di kepala ranjang. Dia meraih ponselnya yang berada di meja tepat di sebelah Fe, berusaha untuk tidak
mengganggu tidur saudari kembarnya. Dia mengaktifkan layar ponsel dan menemukan notifikasi WHATSAPP dan notifikasi INSTAGRAM. Dia tidak tertarik untuk membuka pesan, jadi memutuskan untuk membuka INSTAGRAM-nya. Pemuda itu menemukan beberapa followers baru dan dua orang di antaranya adalah Seira dan Simon.
Kla menerima permintaan mengikuti si kembar Levine dan mem-follow mereka berdua. Pasti mereka berdua juga memfollow Fe, pikirnya.
Tidak disangka Seira dan Simon begitu cepat menerima permintaannya mengikuti dari Kla. Pemuda itu bisa melihat ada sebuah pesan yang masuk dari Seira.
»->
Seira: Terima kasih ya!
Seira: Hehehe.
Kla: Ya, sama-sama.
<-«
Setelah itu, Kla mengabaikan pesan yang masuk ke ponselnya. Dia ingin membaca komiknya yang sudah mempublikasikan epsiode terbaru.
Fe bangun satu jam setelahnya. Dia memicingkan mata ke arah Kla untuk memfokuskan pandangannya.
"Selamat pagi, ikan buntal," sapa Kla. Dia langsung dilempari bantal tepat mengenai wajahnya setelah dia menyelesaikan kata-katanya oleh saudari kembarnya.
"Jam berapa ini?" tanya Fe sambil menguap lebar. Dia menggeliat seperti cacing kepanasan di atas kasur. Semua posisi yang dicoba olehnya tidak bisa membuatnya nyaman.
"Apaan sih, Fe?" tanya Kla, "Kok seperti cacing kepanasan?" Dia melirik aneh ke arah saudari kembarnya yang tidak bisa diam tersebut.
"Tidak enak!" seru Fe dengan kesal, bangkit terduduk di atas kasur. Posisi itu membuatnya nyaman. Dia pun terkekeh pelan seraya menatap saudara kembarnya yang sudah menganggapnya aneh.
"Fe ... oh ... Fe .... Lasak!" seru Kla mengejek saudari kembarnya. Dia mengabaikan tatapan remaja perempuan yang tengah menatap kesal ke arahnya.
"Nyebelin," decak Fe.
Kla hanya tersenyum tipis ketika mendengar Fe berkata demikian. Dia suka sekali membuat saudari kembarnya kesal. Menurutnya, sifat Fe sangat lucu dan menggemaskan.
Fe mengambil ponselnya dari atas meja. Dia me-non-aktifkan mode pesawat. Seketika, banyak sekali notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya. Dia mengembuskan napas sambil menunggu notifikasi terbaru mengambang di layar.
Fe membuka INSTAGRAM dan menemukan bahwa si kembar Levine telah mem-follow-nya. Dia pun melakukan hal yang sama seperti yang sudah dilakukan oleh saudara kembarnya satu jam yang lalu.
Sekitar tiga puluh menit setelanya, Bi Tum datang ke kamar Kla untuk menyampaikan pesan dari Bunda Anne agar mereka segera mandi dan sarapan. "Tuan Muda, Nona, Nyonya Anne menyuruh kalian untuk segera mandi dan turun untuk sarapan. Kata Nyonya, kalian akan dibawa ke suatu tempat."
"Oh, iya Bi ... terima kasih sudah menyampaikan ya," kata Fe dengan sopan.
"Iya, Nona, sama-sama. Ga pakai lama ya, kata Nyonya," kata Bi Tum.
"Siap Bi!" kali ini Kla yang membalas perkataan Bi Tum.
Si kembar memang suka sekali menjawab satu persatu pertanyaan secara bergantian.
Fe segera beranjak dari atas kasur. "Mandi. Mandi!" Tak lupa remaja perempuan itu membawa ponsel dan buku novel kembali ke kamarnya sendiri.
✓✓✓
Hari ini Kla dan Fe janjian untuk memakai baju couple yang sudah dibelikan oleh Bunda Anne kepada mereka berdua.
Kla memakai celana panjang santai berwarna biru dongker, kaos yang dibelikan oleh Bunda Anne berwarna hitam dengan emotikon smile di sana, dan memakai jaket atlet yang berwarna hijau soda. Tidak lupa memakai kalung tag name-nya dan jam tangan kesayangannya. Sedangkan Fe, dia memakai rok selutut yang berwarna senada dengan celana yang dipakai oleh saudara kembarnya, memakai stocking yang berwarna senada dengan kulitnya. Kaos yang dipakainya sama dengan Kla, yang berbeda hanyalah warnanya, kaos yang dipakai remaja perempuan itu berwarna putih. Dia memakai jaket yang sama seperti Kla dan jam tangan doraemonnya.
Si kembar segera turun dan berjalan menuju ruang makan. Di sana sudah ada Ayah dan Bunda Anne yang menunggu mereka berdua.
"Selamat pagi, Ayah, Bunda," sapa Kla dan Fe bersamaan. Mereka berdua mengambil posisi duduk di depan orang tua mereka.
"Selamat pagi, kesayangan Ayah dan Bunda."