Dada Aldi serasa kembung kempis,, dia sudah tidak sabar untuk bisa bertemu dengan CEO Sempurna Grup! cuma dia yang tahu dimana istrinya berada.
Pagi-pagi sekali ia sudah tiba di kantor Tristan, bahkan sang CEO pun belum datang. Sebelum bertemu Zara dia tidak akan berhenti, dia harus bisa memperbaiki semua nya,,
Oh Tuhan,, dia bahkan tidak bisa mengatakan pada orang tuanya kalau sejak kemarin istrinya belum juga kembali!
.
Lexus hitam terparkir rapi, seorang pria berjas hitam dengan kacamatanya turun dari Lexus itu. Aldi yang sudah sejak tadi menunggu segera turun dari mobilnya lalu menghampiri pria yang merupakan kunci jawaban atas semua pertanyaan nya.
"Tristan tunggu!!" sergah Aldi menghalau langkah sang CEO.
yah! Tristan yakin suami Zara tidak akan melepaskan dirinya, Karena terakhir Zara pergi bersama dirinya.
"ada apa??" tanya nya dingin,, matanya yang berkilat dari balik kacamata itu seakan hendak menghajar pria yang sudah menyakiti Zara!
"katakan dimana istriku!!!" bentak Aldi geram sementara Tristan menyeringai melihat pria yang seperti cacing kepanasan mencari istri nya.
"kita bicara diruangan ku.." ujarnya dingin
"cepat katakan dimana istriku!!!" desak Aldi hendak meraih jas hitam pria dihadapannya, beberapa orang satpam menghampiri setelah melihat CEO mereka di cegat oleh seseorang.
Seorang satpam hendak menarik tubuh Aldi, tetapi dengan sebuah isyarat satpam itu pergi meninggalkan mereka.
"tenanglah sedikit.. kita bicara diruangan ku.."
"jangan mengulur waktu!! cepat katakan!!!" tatapan Aldi nanar hendak menghajar wajah Tristan.
Dasar pria naif, dia tahu benar Tristan pasti menjaga harga dirinya didepan semua karyawan yang hendak masuk kantor. Belum lagi jika ada awak media yang mencium sekandal antara CEO dan brand ambassador nya sendiri!
"kau bisa tenang,, aku tidak akan mengatakan apapun disini!" tegas Tristan segera melangkah masuk,, Aldi pun terpaksa mengekori pria itu.
.
Didalam ruang kerjanya, Tristan meletakkan tas berisi laptop yang ia bawa sejak tadi. Ia mempersilakan pria dengan amarahnya untuk duduk.
"jangan basa-basi lagi.. kau dengar aku hanya butuh kau bilang dimana istriku!!"
Dua pria yang mencintai seorang gadis berdiri berhadapan,, tatapan mereka begitu tajam seakan hendak melumat kan satu sama lain.
"Dengar,, beri Zara waktu untuk sendiri,, dia tidak ingin bertemu dengan mu dulu.."
.
Aldi mengepalkan tinju nya.
"kau tidak bisa tenang..?? kenapa?? kau yang menyakiti istri mu dan sekarang kau sendiri yang terluka.."
Batas kesabaran Aldi sudah sampai pada limitnya, segera ia melayangkan tinju ke wajah pria yang membawa istrinya pergi. Menghajar pria yang harus tahu batasan sebagai seorang teman dari wanita bersuami
"kurang ajar kau!!!!" Raung Aldi nanar,, matanya memerah, ada kemarahan begitu besar dalam dirinya, sejak semalam dia memang ingin menghajar tunangan Aura!
Tristan menghapus sedikit luka disudut bibirnya, lalu tersenyum sinis.
"kau tidak bisa terima...??" cibir Tristan dengan tatapan tajam "kau sadar?? kau orang yang paling melukainya saat ini!! kau tahu gadis itu sangat sedih.. entah apa yang kau lakukan bersama tunangan ku!!! pria macam apa kau ini... kau ingin memiliki mereka berdua???" Tristan meraih kerah kemeja pria yang dinikahi oleh Zara! dia pun tidak bisa menahan amarahnya sendiri melihat Zara terluka.
Aldi terhuyung,, rasa sesak memenuhi rongga dadanya,, dia ingin menjelaskan pada Zara,, apa yang ia dengar tidak benar!
Pernyataan cinta yang ia ucap pada Aura tidaklah benar,, tetapi dalam kondisi seperti ini bagaimana dia bisa jelaskan?? Zara tidak memberikan ruang untuk bicara.
Dan si brengsek Tristanpun ikut menyembunyikan istrinya!!!
"kenapa kau diam??!! cepat beritahu aku!!!" desak Tristan,, terngiang olehnya wajah Zara yang menangis semalam, kekecewaan yang menyelimuti gadis itu, sinar mata yang penuh keceriaan kini meredup tertutup oleh luka.
"bukan urusan mu!!!" Aldi mendorong tubuh Tristan. "cepat Katakan dimana Zara?? jangan sok menjadi pahlawan..."
Tristan tertawa mengejek lalu menghempas kan diri keatas sofa ruang kerjanya.
"sayang sekali aku tidak bisa katakan,, Zara yang meminta ku,, jadi.. percuma saja kau kesini.. meskipun kau menghajar ku,, aku tidak akan katakan, kecuali Zara yang minta..."
"kau... lihat saja nanti.. aku tahu kau pasti sangat menginginkan istriku kan?? aku tidak akan biarkan itu terjadi!" Aldi menunjuk kearah pria berjas hitam yang duduk di sofa dengan tatapan mengejek.
.
Aldi tidak bisa berbuat apapun kecuali pergi dengan tanya yang belum terjawab, Tristan tetap pada pendiriannya.
Astaga sial!! kemana dia harus mencari Zara? bahkan gadis itu tidak mengaktifkan ponsel nya.
.
Sepeninggalan Aldi,, Tristan termenung untuk dirinya sendiri.. apa benar yang diucapkan oleh Aldi,, dia masih menginginkan istri pria arogan itu!
Ia mengusap wajah lalu meminta Jhony untuk menemuinya. Benar saja sejak kemarin dia sama sekali tidak memberi kabar pada Aura,, tidak ada komunikasi lagi setelah acara tukar cincin.
"ada yang bisa saya bantu pak...??"
"ya.. tolong kau siapkan beberapa barang ini.." Tristan menyodorkan list beberapa barang yang harus ia beli, Jhony menyatu kan alis melihat ragu kepada atasannya. "jangan tanyakan apapun,, lakukan saja yang aku perintahkan" ujar Tristan dingin.
Jhony masih berdiri dihadapannya.
"apa masih ada yang kurang jelas..?"
"ah.. tidak pak.. cuma kemarin pak Aldi menghubungi saya,, dan bertanya tentang keberadaan bapak,,"
"terus.."
"saya bilang kalau saya tidak tahu dimana bapak berada,, seperti nya dia sangat marah karena bapak pergi dengan..."
"ingat.. jangan katakan apapun.. dan jangan beritahu tempat tinggal ku yang lain pada siapa pun.. kau pahamkan.."
"ya pak.." angguk Jhony paham dengan maksud tuannya, memang tentang apartemen milik Tristan hanya dia yang tahu.
Dia harus menyiapkan beberapa kebutuhan gadis itu,, tidak mungkin Zara harus memakai milik Bianca, dia takut tidak akan mengendalikan diri jika sosok Bianca harus hadir dalam bayangan Zara!