Chereads / Penjaga hati Zara / Chapter 138 - Kacau

Chapter 138 - Kacau

"Tristaaannnnn!!! keluar kau... Tristaaannnnn!" pekik Aldi dari luar pagar, seorang satpam berseragam mendekati pria yang datang lalu berteriak tidak jelas tujuannya memanggil nama sang pemilik rumah.

"maaf pak, anda siapa??" tanya satpam yang memiliki nametag Purwanto di bajunya

"mana Tristan??!!"

"pak Tristan belum pulang dari tadi pagi pak, bapak ada perlu apa??"

"kau jangan bohong CEPAT PANGGIL TRISTAN!!!" Aldi mulai berang dari sela teralis pagar ia menarik baju satpam yang belum mengerti maksud tamu yang tidak diundang itu.

"tolong bapak yang sopan atau saya akan laporkan bapak..."

"saya ngga peduli cepat beritahu Dimana Tristaaannnnn!!" desak Aldi kian meradang,

.

Oma Diana yang mendengar keributan dari dalam segera keluar untuk memastikan apa yang tengah terjadi disana.

"ada apa ini??" tanya Oma Diana heran

"maaf Bu.. orang ini dari tadi teriak-teriak nyari pak Tristan"

Oma Diana mengamati pria yang terlihat kacau, nafasnya terengah-engah, wajahnya merah padam karena marah.

"pak Aldi..."

"Bu Diana.. tolong beritahu aku dimana Tristan, dia pergi bersama istri ku Zara..." Aldi menurun kan intonasi nada bicara nya pada wanita yang ia hormati.

Oma Diana mengehela nafas,, dia pun tidak mengetahui keberadaan cucunya sekarang ini.

"mohon maaf pak Al,, saya juga tidak tahu Tristan dimana, tadi dia memang mengabari saya kalau akan pulang terlambat, tapii dia tidak bilang dimana dan bersama siapa.."

Jawaban dari Oma Diana cukup membuat semangat Aldi patah,, satu-satunya orang yang bersama Zara terakhir kali pun tidak tahu ada dimana.

Peluh memenuhi dahinya, perasaan kalut kian mendera begitu hebat, dia tidak pernah merasa senyeri ini ditinggal oleh orang yang ia cintai.

Ah... Zara kau dimana??!

***

Lexus dihitam berhenti di pelataran parkir sebuah apartemen mewah, gadis disebelah kemudi sudah terlelap dalam lelahnya karena kejadian yang menguras energi sejak tadi siang.

Tristan ragu untuk membawa Zara ke apartemennya, tetapi atas permintaan gadis itu yang tidak mau pulang terpaksa dia membawa gadis itu ke apartemen yang belum banyak orang tau kalau tempat itu adalah miliknya.

Dari layar ponsel dia melihat beberapa orang menghubungi nya, mulai dari Oma Diana, Jhony, Aldi bahkan Aura dan tuan Derry, tak ada satu pun pesan yang ia balas dan tak ada telpon yang ia sahut, semua atas permintaan Zara!

Perlahan Tristan menggendong tubuh gadis yang lebih ringan darinya, membawanya masuk kedalam apartemen.

Tubuh Zara menggeliat ketika tubuhnya di baringkan diatas ranjang kingsize, wajah sendu itu bagai malaikat tanpa sayap, begitu meneduhkan.

Bagaimana bisa Aldi menyakiti seorang gadis lembut seperti ini?

Tristan menghempaskan diri disofa depan,, ia melonggarkan dasi lalu merebahkan diri. berfikir sejenak.. tidak bisa dia dan Zara berada dalam satu apartemen berdua saja tanpa ada orang lain, dia tidak ingin ada fitnah. Sementara Zara sendiri belum mau menemui suaminya!

yah! mungkin dia harus menghubungi orang yang tepat malam ini...

***

bip! bip!

Tuan Derry tersentak,, ponselnya berdering, ia hampir tertidur karena lelah memikirkan dua wanita sekaligus hari ini,, pertama istrinya kedua adalah putri bungsu nya yang menghilang tiba-tiba bersama tunangan putri tirinya.

Dia harus bergadang di rumah sakit karena nyonya Lidya harus dirawat, penyakit jantung nya kambuh!

Tertulis nama Tristan sebagai si penelpon malam ini.

"halo, Tris.. kamu masih bersama Zara kan??" tanya tuan Derry tak sabar karena dia memang menunggu kabar salah satu dari mereka. Aldi juga tadi sempat menemui dirinya dirumah sakit tadi,, menantu bungsu pun terlihat kacau,, dia pasti kebingungan mencari istri nya.

"ya om... Zara bersama saya..." sahut Tristan

"kalian dimana??"

Tristan menyela nafas sejenak lalu memberitahu pada tuan Derry apartemen miliknya yang tidak banyak orang tau,, sebuah tempat ternyaman yang ia siapkan dikala rasa jenuh dan lelah menyergap,, tempat menyendiri saat hatinya butuh waktu untuk sendiri.

.

Tuan Derry memandang wajah lelah wanita yang dinikahi nya, mengelus rambut yang masih tampak hitam, lalu ia mengecup kening wanita yang telah ia pilih meskipun harus menghancurkan hati yang lain.

"Lidya,, aku pergi dulu,, aku akan segera kembali..." lirihnya sedikit berbisik,, hati nya berat harus meninggalkan istri nya dikamar rawat itu, tapi dia juga harus bertemu putri bungsu nya.

Dikamar itu dia tidak sendirian, ada Aura juga yang tampak terlelap di sofa. Perlahan Tuan Derry membangun kan putri tirinya.

Aura mengerjabkan mata,, sayup-sayup ia mendengar seseorang membangun kan dirinya.

"ada apa om??" tanyanya mata sembari mencari kesadaran

"om.. pergi sebentar,, ada hal yang harus om selesaikan malam ini..."

Aura mengangguk tanda ia setuju,, papa tirinya pergi sejenak untuk urusan yang mungkin dia tidak perlu tahu.

Apa ini ada hubungannya dengan Zara??,, Aura bertanya dalam hati.

***

Manik bening menetes perlahan disudut mata dengan bulu mata lentik itu,, Tristan menghapus air mata gadis berwajah sendu dengan lembut.

Ah! sebenarnya pernikahan macam apa yang dilakoni gadis pemilik nama Zara??

Kenapa dia sampai sesedih ini sampai dia ingin keberadaan nya dirahasiakan sementara.

Sesekali tubuh masih berbalut gaun itu menggeliat, Tristan mengusap rambut sebahu itu,, memberi puk puk agar dia tetap terjaga.

.

Ting! tong!

terdengar suara bel berbunyi.

Tristan menyeret langkah menuju pintu masuk,, lalu mengintip dari celah untuk memastikan bahwa Tuan Derry sudah tiba.

.

Pintu terkuak,, terlihat jelas lelaki dengan uban yang tumbuh dibeberapa celah rambut hitam itu memenuhi tugasnya sebagai seorang ayah. Memberikan perlindungan untuk putri bungsunya.